Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banten Harus Tiru Yogyakarta dan Bali Kelola Pariwisata

Kompas.com - 04/03/2015, 08:16 WIB
SERANG, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan dan Priwisata Banten mendorong pengembangan destinasi pariwisata unggulan di delapan kabupaten/kota dalam upaya memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kami meminta kabupate/kota untuk mengusulkan kegiatan-kegiatan unggulan bidang pariwisata dan budaya. Ini akan menjadi program prioritas pengembangan budaya dan pariwisata 2016," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten, Ali Fadilah di Serang, Selasa (3/3/2015).

Ali mengatakan untuk melaksanakan program pada 2016, saat ini Disbudpar Provinsi menampung usulan-usulan kegiatan dan potensi unggulan dari kabupaten/kota, serta untuk peningkatan program yang sudah sudah menjadi agenda nasional dalam pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata.

"Banyak potensi unggulan daerah seperti contoh Kabupaten Pandeglang dengan Tanjung Lesung dan Pantai Carita. Nah ke depan kegiatan apa yang bisa dikembangkan dari potensi unggulan tersebut. Sehingga bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah itu sendiri," kata Ali Fadilah pada Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang Budaya dan Pariwisata di Banten.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Deretan bangunan lumbung padi (leuit) milik warga Baduy, Kabupaten Lebak, Banten. Warga Baduy menyimpan gabah hasil panen padi huma di dalam lumbung untuk persediaan karena mereka menabukan jual-beli beras atau gabah.
Menurut Ali, dari 18 kawasan wisata di Banten yang tersebar di delapan kabupaten/kota dengan 500 destinasi wisata lebih itu memiliki keunggulan dan keunikan masing-masing di daerah yang bisa ditingkatkan dan dikembangkan.

"Kabupaten Serang memiliki Pantai Anyer, Kota Serang dengan Banten Lama dan destinasi wisata religiusnya. Begitu juga di wilayah Tangerang dengan potensi-potensi lainnya," kata Ali Fadilah.

Sedangkan untuk program jangka pendeknya, lanjut Ali, Disbudpar Banten saat ini tengah mempersiapkan untuk menyelenggarakan Festival Film Indonesia (FFI) yang akan diselenggarakan di Banten serta rencana pembangunan Museum Banten yang masih dalam proses perencanaan.

Sementara Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Sigit Switarto mengatakan, pembangunan pariwisata harus dikelola dengan optimal sesuai dengan potensi yang ada di masing-masing daerah, dengan tujuan bisa meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Masjid di Kampung Lor di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (20/10/2011). Kampung ini sempat selamat dari sapuan tsunami letusan Gunung Krakatau 1883.
Selain itu, menurut Sigit, pembangunan sektor pariwisata Banten juga harus dilakukan secara terintegrasi, yakni adanya keterkaitan satu sektor dengan sektor lainnya, seperti perhotelan dengan industri UMKM dan sektor lainnya seperti perikanan atau produksi makanan lokal.

"Kalau dikelola dengan baik, kontribusi bagi pendapatan asli daerah dan juga masyarakat sekitar dari sektor pariwisata ini cukup besar. Banyak daerah lain yang sudah berhasil seperti di Bali dan Yogyakarta. Banten dengan potensi yang besar ini juga harus bisa," kata Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com