"Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Yogyakarta, khususnya wisatawan yang gemar melakukan wisata kuliner. Apalagi, kegiatan ini digelar di Kampung Wisata Prawirotaman yang memang sudah menjadi tujuan wisatawan asing maupun domestik," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta saat memberikan sambutan dalam Festival Makanan Tradisional di Yogyakarta, Sabtu (13/6/2015) malam.
Festival makanan tradisional itu diisi dengan kegiatan lomba memasak makanan dan membuat minuman tradisional Yogyakarta. Peserta dituntut membuat makanan tradisional yang kreatif dan inovatif.
Selain mendukung pengembangan industri pariwisata di DIY, lanjut Aris, kegiatan tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan keragaman pangan lokal serta mendorong ketahanan pangan di Yogyakarta.
"Peserta diminta membuat makanan dan minuman tradisional dari bahan non gandum dan non beras. Hasilnya terbukti enak, sehat, aman dan memiliki nilai ekonomi," katanya.
Ia berharap, kegiatan festival itu akan semakin semarak dengan seni dan budaya tradisional, misalnya pentas kesenian tradisi dari Prawirotaman. "Kegiatan ini bisa ditiru oleh kampung wisata lainnya," katanya.
"Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan teknologi informasi untuk mempromosikan kekayaan makanan tradisional Yogyakarta. Dengan demikian, banyak masyarakat yang mengenal dan kemudian tertarik datang ke Yogyakarta untuk mencoba makanan tersebut," katanya.
Ia berharap, kuliner bisa menjadi ikon wisata di Kota Yogyakarta karena pariwisata adalah penggerak ekonomi utama di kota tersebut.
Sedangkan Asisten Deputi Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata Tazbir berharap, di dalam festival tersebut pengunjung tidak hanya bisa melihat makanan yang ada tetapi juga bisa mencicipinya.
"Mungkin ada stan-stan untuk menjual makanan tradisional. Biro-biro perjalanan wisata bisa mempromosikan agenda ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pengusaha Pariwisata Prawirotaman Yogyakarta, Suhartono mengatakan fesival digelar untuk melestarikan manakan tradisional agar tidak punah akibat kalah bersaing dengan makanan dari luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.