Namun diakui oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya masih terdapat tantangan-tantangan yang harus diselesaikan. "Tantangan terbesar kita adalah tentang regulasi. Regulasi di Indonesia tidak sederhana, pendekatan servis harus diperkuat," kata Arief Yahya, usai jumpa pers "Lomba Penulisan Artikel (Feature) Wisata Bahari Bagi Wartawan Tingkat Nasional Tahun 2015" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (29/7/2015).
"Yang kedua tantangan pengembangan wisata bahari adalah visa. Kita tidak boleh takut wisatawan yang akan datang ke Indonesia karena visa. Kalau sulit kan (pengurusan visa), nanti (wisatawan) akan malas datang," ujarnya.
Selain regulasi, Arief melanjutkan, tantangan lain adalah akses menuju destinasi dan obyek wisata. Ia mengatakan semua obyek wisata harus memiliki akses agar wisatawan dapat mencapainya. Bagi Arief, meskipun obyek wisata bahari tersebut dikatakan indah, namun jika tidak ada akses, maka wisatawan akan mengalami kesulitan mendatanginya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, Didien Djunaedy ditemui KompasTravel usai jumpa pers mengatakan dalam pengembangan pariwisata bahari Indonesia, akses dalam bentuk infrastruktur adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Sesuai dengan ucapan Menpar bahwa atraksi wisata di Indonesia sudah tak perlu diragukan, Didien menambahkan bahwa aksesibilitas adalah hal yang paling utama dalam pengembangan wisata bahari. "Tantangan selanjutnya adalah kemudahan modal bagi para pelaku industri pariwisata," ucap Didien.
Dalam rangka mendukung pengembangan wisata bahari, Forum Wisatawan Pariwisata Indonesia (Forwarpar) mengadakan lomba penulisan artikel (feature) untuk wartawan tingkat nasional. Lomba penulisan ini turut didukung oleh Kementerian Pariwisata Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.