Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pekan, Yuk Ajak Anak Bermain di Kebun Raya

Kompas.com - 01/03/2018, 14:33 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Liburan akhir pekan di kebun raya bersama buah hati menjadi pilihan yang tepat. Ada banyak manfaat bagi anak-anak yang bermain di kebun raya. Selain pendidikan mengenai tanaman, ternyata kebun raya juga memiliki efek positif terhadap fisik dan psikis anak.

"Anak-anak dan remaja yang sering berinteraksi dengan alam akan memiliki kepedulian pada lingkungan saat dewasa dengan perilaku yang positif," kata Wakil Bendahara Yayasan Kebun Raya Indonesia, Karen Tambayong di acara FGD Pengelolaan Kebun Raya yang Modern dan Berkelanjutan, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Baca juga : Sejarah Hadirnya Kebun Raya, dari Italia hingga Bogor

Bermain di luar ruang, khususnya di alam juga membuat anak memiliki prestasi lebih baik di sekolah, mudah bergaul, dan punya empati tinggi.

"Ini hasil penelitian bukan kata saya saja. Rata-rata orang yang jalan-jalan di alam punya perilaku yang positif," jelas Karen.

Baca juga : 6 Museum Unik Sekitar Kebun Raya Bogor, Yakin Pernah Mampir?

Ia juga mengatakan bagi anak yang memiliki gangguan pemusatan perhatian (ADHD) dapat berkurang jika sering bermain di alam. Lokasi luar ruang dengan banyak tumbuhan juga membantu anak mengurangi stres. Terlebih psikomotorik anak, kekuatan otot akan terbentuk dari kegiatan fisik.

Akar pohon kayu raja dari Asia (Koompassia excelsa) adalah salah satu tanaman koleksi Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/5/2017). Kebun botani yang digagas oleh Prof C.G.C Reinwardt seorang botanis berkebangsaan Jerman sebagai tempat penelitian ini genap berusia 200 tahun. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Akar pohon kayu raja dari Asia (Koompassia excelsa) adalah salah satu tanaman koleksi Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/5/2017). Kebun botani yang digagas oleh Prof C.G.C Reinwardt seorang botanis berkebangsaan Jerman sebagai tempat penelitian ini genap berusia 200 tahun. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Karen dalam kesempatan yang sama juga merasa prihatin dengan generasi Z yang banyak berhubungan dengan gadget sedari kecil. Sebab generasi Z lebih banyak mengalami Nature Deficit Disorder (NDD). Sebuah kecenderungan pada anak yang mengalami keterlambatan perkembangan fisik, mental, dan akademis karena kurang berinteraksi dengan alam.

NDD dicetuskan oleh Richard Louv dalam buku Last Child in the Woods (2005), banyak masyarakat kini memutuskan hubungan alam dengan anak-anak.

Sehingga anak-anak, khususnya generasi Z banyak mengalami obesitas, depresi, tidak fokus, sering cemas, takut akan alam, masalah perhatian, dan apatis.

Jadi tidak ada salahnya membawa anak untuk bermain di kebun raya atau ruang terbuka lain. Selain murah, ternyata ada banyak sekali manfaatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com