Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Wolotopo di Ende Butuh Pembangunan Infrastruktur

Kompas.com - 07/06/2018, 04:25 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Kampung Wolotopo, berada di Desa Wolotopo, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Oleh pemerintah setempat, Kampung Wolotopo telah dijadikan sebagai kampung wisata, kampung tradisional atau kampung megalitik.

Kampung wisata ini berada di Pesisir selatan Pulau Ende, yang berjarak sekitar 12 kilometer arah Timur dari Kota Ende, atau tepatnya berada di atas bebukitan yang menghadap ke laut.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Wajib Pelesir ke Ende

Wolotopo dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu sekitar 30 menit perjalanan.

Dengan menyusuri jalan yang berkelok sepanjang pantai, dan deburan ombak yang berkejaran, pengunjung dapat mencapai desa wisata ini dengan mudah.

Perkampungan adat Wolotopo di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Minggu (31/5/2015).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Perkampungan adat Wolotopo di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Minggu (31/5/2015).
Hampir setiap hari, wisatawan mancanegara dan domestik, keluar masuk ke tempat wisata tersebut untuk sekadar menikmati pemandangan indah perkampungan tua.

Kampung Wolotopo memiliki keunikan tersendiri, karena bangunan rumah adat dan permukimannya yang dibangun di atas susunan batu yang tinggi dan kokoh.

Baca juga: Perempuan Flores Merawat Tenun sebagai Warisan Budaya

Wolotopo didiami oleh komunitas adat Suku Lio yang terus konsisten menjalankan dan mendukung pengembangan seni dan kerajinan tenun ikat.

Di Wolotopo juga memiliki beberapa rumah adat yang sudah bertahan selama lebih dari tujuh generasi, dengan beberapa kali rehabilitasi.

Perkampungan Wolotopo, berada di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (5/6/2018).KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Perkampungan Wolotopo, berada di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (5/6/2018).
Di depannya rumah adat itu terdapat kuburan megalitik yang juga berumur tua. Selain berisi kuburan para tetua adat, kawasan pekuburan kuno itu juga dilengkapi menhir dan batu sesaji untuk para leluhur.

Bentuk perkampungan adat Wolotopo yakni mengelilingi sebuah tugu batu yang ditancap ke tanah.

Tokoh adat Desa Wolotopo, Bernadus Dei mengatakan, desa mereka sudah berusia di atas 500 tahun.

Menurut Bernadus, dari generasi ke generasi mereka terus mewarisi tradisi asli nenek moyang mereka.

Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu (baju putih), saat berbicara dgn sejumlah wisatawan asal Australia.KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu (baju putih), saat berbicara dgn sejumlah wisatawan asal Australia.
"Kami akan terus menjaga adat dan tradisi dari leluhur kami. Kami juga mewarisi kepada anak cucu kami," kata Bernadus kepada Kompas Travel belum lama ini.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu mengatakan, kondisi Desa Wolotopo sangat indah dan harus didukung oleh pemerintah daerah.

Pemerintah daerah, lanjut Marius, perlu menata desa ini lebih baik lagi, seperti jalan setapak yang ada harus diberi pengaman di sisi kiri kanan dengan pegangan yang menggunakan besi.

Marius juga mengusulkan, kalau di dalam desa wisata ini, perlu ada pusat-pusat penjualan suvenir lokal, disiapkan leaflet-leaflet tentang sejarah desa dan sebagainya.

Perkampungan adat Wolotopo di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Minggu (31/5/2015).KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Perkampungan adat Wolotopo di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Minggu (31/5/2015).
"Kondisi existing sudah ada toilet-toilet yang dibangun dengan menggunakan dana PNPM Mandiri. Saya usulkan agar sebagian dari dana desa, bisa dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur pendukung," kata Marius kepada KompasTravel, Selasa (5/6/2018).

Marius berharap, pemerintah daerah dan pemerintah desa segera memperhatikan infrastruktur, agar pengunjung bisa nyaman berwisata ke Desa Wolotopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com