Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gua Selomangleng di Kediri, Pertapaan Legendaris Dewi Kilisuci

Kompas.com - 19/12/2018, 13:14 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com – Kabupaten Kediri di Provinsi Jawa Timur begitu lekat dengan sejarah masa lalu. Beberapa kerajaan pernah berdiri di sekitar tanah Kediri pada masa silam.

Kerajaan masa lalu seperti Tumapel atau Singasari, Kadiri atau Kediri, dan Kahuripan dahulu pernah berjaya di sekitar Kediri. Oleh karena itu, tidak heran jika cukup banyak ditemukan peninggalan sejarah masa lalu kerajaan-kerajaan tersebut.

Salah satu peninggalan masa lalu di Kediri adalah sebuah gua bernama Selomangleng. Gua yang dulunya merupakan tempat pertapaan ini adalah peninggalan pada masa Kerajaan Kahuripan.

Gua Selomangleng berada di Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Jarak gua ini dari Kota Kediri hanya sekitar enam kilometer ke sebelah barat dengan waktu tempuh kurang-lebih 20 menit saja.

Relatif dekatnya jarak dan waktu tempuh membuat Gua Selomangleng menjadi alternatif destinasi wisata bagi masyarakat Kediri atau mereka yang berlibur ke Kediri.

Pertapaan Dewi Kilisuci

Gua ini menyimpan sejarah yang bagkan dimulai sebelum era Kerajaan Kediri, yakni pada masa Kerajaan Kahurupan saat Raja Airlangga memerintah.

Raja Airlangga memiliki putri bernama Sanggramawijaya Tunggadewi yang sebenarnya menjadi pewaris tahta Kerajaan Kahuripan dari perkawinannya dengan Putri Dharmawangsa Teguh.

Namun Sanggramawijaya Tunggadewi lebih memilih menyepi di Gua Selomangleng ini dan mengundurkan diri sebagai pewaris tahta Kerajaan Kahuripan. Ia menjadi pertapa bergelar Dewi Kilisuci.

Bagian dalam Gua Selomangleng, Kediri. Di dalamnya terdapat perlengkapan ritual seperti dupa dan kelapa muda.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Bagian dalam Gua Selomangleng, Kediri. Di dalamnya terdapat perlengkapan ritual seperti dupa dan kelapa muda.

Raja Airlangga kemudian membagi Kahuripan kepada kedua putranya, yakni Sri Samarawijaya sebagai Kerajaan Panjalu dan kepada Mapanji Garasakan sebagai Kerajaan Jenggala.

Kedua kerajaan tersebut terus berusaha menguasai satu sama lain. Kerajaan Panjalu yang nantinya menjadi Kerajaan Kediri akhirnya berhasil menang.

Gua Selomangleng

Nama Selomangleng di gua ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yakni Selo dan Mangleng. Kata selo berarti batu, sementara mangleng memiliki arti miring. Itu dikarenakan gua ini sekilas tampak seperti batu yang miring.

Gua ini tidaklah dalam dan lebar. Hanya ada dua ruangan yang memiliki dua pintu masuk yang besar, sementara di dalam ada satu pintu masuk berukuran kecil. Terdapat pula relief di dinding gua.

Baca juga: Di Kediri, Ada Bakso Dijual Rp 2.000 Semangkuk...

Selain untuk wisata, Gua Selomangleng juga masih digunakan untuk tempat ritual atau tirakat orang-orang tertentu. Bau dupa dan kemenyan pun begitu kuat, meski baru sampai di pintu masuk gua.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com