Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Naik Motor Trail di Gunung Sumbing?

Kompas.com - 24/06/2020, 20:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Viral beberapa waktu lalu, adanya aktivitas motor trail di Gunung Sumbing, Jawa Tengah.

Junior Manager Bisnis Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, Herman Sutrisno menjelaskan, Perum Perhutani sebagai pengelola kawasan termasuk hutan lindung tidak pernah mengizinkan orang untuk beraktivitas menggunakan kendaraan di kawasan gunung.

Herman menyebut kegiatan naik motor trail atau kendaraan di gunung tersebut sebagai aktivitas "trabas". 

Baca juga: 29 Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Boleh Buka Kembali

"Kami sudah informasikan juga di Instagram @perumperhutani itu sebenarnya tanggapan dari kita, kalau kita tidak pernah mengizinkan. Kita hanya ada kerja sama untuk pendakian biasa, ya pendakian jalan kaki, bukan trabas trail semacam itu," kata Herman saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Ia juga mengatakan, semua gunung di kawasan Kedu Utara statusnya merupakan hutan lindung.

Oleh karena itu, aktivitas naik gunung dengan menggunakan mesin kendaraan apapun tidak diizinkan, kata dia.

Semua gunung di wilayah KPH Kedu Utara

Lanjutnya, aturan tersebut sudah sekitar dua tahun disosialisasikan kembali kepada kepala desa, komunitas trabas maupun operator wisata gunung di Kedu Utara.

"Makanya, tak hanya di Sumbing, semua gunung yang masuk wilayah KPH Kedu Utara juga kita terapkan itu dan semua teman-teman basecamp di sana itu mendukung sehingga aman. Hanya di Gunung Sumbing yang kok masih ada jalur ini," ujarnya.

Seorang pendaki di Gunung Sumbing, 3.371 MDPL.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Seorang pendaki di Gunung Sumbing, 3.371 MDPL.
Herman menceritakan, kasus orang naik motor trail ke Gunung Sumbing bukan terjadi baru-baru ini saja. Ia mengakui Perhutani beberapa kali kecolongan adanya jalur kendaraan.

Perhutani sendiri sempat mengeluarkan aturan larangan keras untuk trabas di dalam kawasan hutan, pada Juli 2018.

Menurut Herman, pada saat dikeluarkannya surat tersebut sempat menemukan ketidaksepahaman antara Perhutani dengan organisasi atau komunitas trabas yang tidak tergabung dalam Indonesia Off-Road Federation (IOF).

"Kita pernah kumpulkan dari teman-teman trabas baik yang tergabung dengan IOF maupun yang tidak, itu kita kumpulkan. Dan ternyata yang tidak taat aturan itu yang tidak tergabung dalam IOF. Kalau IOF mereka semua menaatinya dan setuju. Makanya penanganan jadi cukup sulit, sementara aturan IOF sendiri tidak memperbolehkan melalui kawasan hutan lindung," jelasnya.

Ia juga menjelaskan alasan mengapa kendaraan tidak boleh berada di kawasan tersebut. Hal ini, sebut dia, siapa saja yang melakukan pendakian tidak boleh mengubah bentang alam atau merusaknya.

"Kita enggak pernah mengizinkan gunung dengan statusnya hutan lindung itu ada aktivitas trabas. Itu jelas enggak boleh. Kalau ada yang mencantumkan logo Perhutani untuk aktivitas trabas itu enggak benar, kita sering komplain juga," terangnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com