Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Imlek Identik dengan Hujan, Ini Penyebab dan Filosofinya

Kompas.com - 30/01/2022, 20:08 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek akan jatuh pada Selasa (01/02/2022). Kemeriahaan menyambut Imlek pun mulai tampak di beberapa tempat.

Perayaan Imlek identik dengan festival lampion berwarna merah. Lampion-lampion tersebut digantungkan berjajar di kelenteng, tepi jalan, kawasan chinatown atau pecinan, dan lokasi kuliner.

Selain lampion, sebagian masyarakat di Indonesia mengidentikkan perayaan Imlek dengan hujan. Pertanyaan seputar kenapa Imlek identik dengan hujan, kerap ditemui di media sosial atau dilontarkan orang-orang di sekitar kita.

Baca juga: Kelenteng Sam Poo Kong Semarang: Sejarah, Tiket Masuk, dan Perayaan Imlek

Sebetulnya, peristiwa turun hujan saat Imlek bisa dijelaskan secara ilmiah. Namun, ada pula makna filosofis dari peristiwa turun hujan saat perayaan Imlek.

Alasan Imlek identik dengan hujan

Dosen Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Prihantoro menjelaskan, turunnya hujan pada perayaan Imlek tersebut berkaitan dengan musim di Indonesia.

Curah hujan tinggi saat Imlek merupakan kondisi khas di Indonesia yang belum tentu terjadi di China maupun negara lainnya yang juga merayakan Tahun Baru China.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Tahun Baru Imlek menandai dimulainya hari pertama pada sistem penanggalan lunar yang dianut masyarakat China.

Kelenteng Kim Tek le atau Vihara Dharma Bhakti GlodokShutterstock Kelenteng Kim Tek le atau Vihara Dharma Bhakti Glodok

Fahmi mengatakan, penanggalan pada kalender lunar atau bulan sebetulnya dibuat berdasarkan campuran antara sistem penanggalan Masehi dan Hijriah.

Walupun disebut penanggalan lunar, jika ditelaah maka penanggalan lunar menggunakan perpaduan unsur matahari dan bulan.

Untuk diketahui, perhitungan kalender Masehi atau Gregorian dibuat berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sehingga disebut penanggalan matahari.

Sedangkan, kalender Hijriah disusun berdasarkan pergerakan bulan mengitari bumi, sehingga disebut penanggalan bulan. 

Baca juga: Mengenal Perayaan dan Tradisi Imlek di China, Ada Juga Berbagi Angpau

“Imlek ini percampuran keduanya, sehingga memang biasanya akan datang pada Januari dan Februari, di sekitar dua bulan itu,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/01/2022) melalui sambungan telepon.

Sementara itu, pada dua bulan tersebut, Indonesia memasuki musim hujan. Jadi, perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan turun hujan.

Mengutip Kompas.com, Senin (08/02/2016), Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Hakim L Malasan menjelaskan secara ilmiah sistem penanggalan China yang memasukkan unsur matahari.

Baca juga: 6 Tempat Wisata di Bogor yang Bisa Dikunjungi saat Imlek

Ia menuturkan patokan untuk menetapkan awal bulan bukan hilal seperti kalender Hijriah, tetapi waktu konjungsi antara bulan dan matahari. Waktu konjungsi adalah saat bulan dan matahari "bertemu" dan berada dalam garis lurus dari sudut pandang manusia

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com