KOMPAS.com - Penanaman bibit pohon mangrove atau bakau tidak hanya bisa dilakukan di pesisir pantai menggunakan media pasir. Bibit mangrove juga bisa ditanam di media berlumpur.
"Media yang digunakan untuk penanaman mangrove itu bermacam-macam. Di sini kita tanam menggunakan tanah, lalu dipindahkan ke media berlumpur," kata petugas di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, Aldi, di Jakarta Utara, Jumat (4/9/2023).
Baca juga: Cara Ikut Tanam Mangrove Bumi Journey, Wisata Peduli Lingkungan
Kompas.com berkesempatan mencoba menanam bibit mangrove menggunakan media tanah berlumpur di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara bersama organisasi trip wisata hijau Bumi Journey pada Jumat (4/8/2023). Berikut ulasan singkatnya.
Sebelum tanam mangrove, peserta trip mengikuti sesi diskusi mengenai iklim dan pentingnya penanaman mangrove.
Pada sesi ini peserta trip diberikan materi mengenai keadaan bumi saat ini, serta langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi karbon.
Setelah itu, peserta trip diajak melihat proses penanaman benih mangrove menggunakan media tanah.
Baca juga: Mengenal Bumi Journey, Inisiasi Trip Wisata Peduli Lingkungan
Cara penanaman benih mangrove di sini relatif mudah, cukup tancapkan benih dengan posisi bagian tumpul ke dalam polybag berisi tanah.
Setelah itu benih mangrove dirawat dengan cara disiram secara berkala hingga benih tumbuh menjadi bibit yang layak ditanam di media lumpur.
"Bibit yang siap untuk ditanam yaitu yang sudah punya lima sampai enam helai daun. Tumbuhnya sekitar tiga sampai empat bulan," kata Aldi kepada Kompas.com.
Trip kemudian dilanjutkan dengan menanam bibit mangrove di area berlumpur.
Area berlumpur ini digenangi dengan air laut. Beruntungnya pada saat turun ke dalam area berlumpur, air laut sedang surut. Jadi, air hanya sampai sebatas bagian atas pinggang saya.
Di media berlumpur, bibit mangrove ditanam di dalam bronjong. Bronjong yaitu tempat khusus yang terbuat dari bambu, digunakan untuk meletakkan bibit mangrove.
"Bronjong digunakan untuk menahan bibit mangrove supaya tidak tersapu arus air laut ketika pasang," kata Aldi.
Baca juga: Cara ke Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk Naik TransJakarta
Kata Aldi, setelah bibit mangrove ditanam, pertumbuhan bibit tersebut akan dipantau oleh para petugas selama enam bulan hingga satu tahun.
Apabila dalam masa pertumbuhan ada bibit yang mati, maka akan diganti dengan bibit yang baru.
Usai kegiatan menanam, Kompas.com lanjut bersih-bersih karena sebagian besar pakaian sudah basah terkena air berlumpur.
Kegiatan penanaman bibit mangrove kali ini cukup menyenangkan, terutama saat melihat banyak peserta trip yang tidak tahan dengan rasa geli saat menginjak lumpur. Tak terkecuali tim Kompas.com yang ikut serta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.