Bali Capai 2,9 Juta Kunjungan Wisman, Target Akhir Tahun Diprediksi Tercapai

KOMPAS.com - Bali merupakan daerah di Indonesia yang paling banyak dikunjungi oleh turis asing.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menyampaikan, per Juni 2023 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau turis asing ke Bali mencapai angka 2,9 juta.

"Wisman per Juni 2023 hampir mencapai 2,9 juta ke Bali. Artinya, target 4,5 juta kunjungan wisman (ke Indonesia) sampai akhir tahun kami optimis bisa tercapai," kata Tjok dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (14/8/2023).

Baca juga: Tak Cuma Bali, 2 Hal Ini Juga Digemari Wisman Korea Selatan

Menambahkan dari laman Kompas.com (12/7/2023) Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat kunjungan wisman ke Pulau Dewata pada semester pertama mencapai angka 2,3 juta kunjungan.

 

 

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Kunjungan tersebut didominasi oleh wisman asal Australia, lalu disusul oleh wisman asal India, Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura.

Kunjungan wisman terus meningkat

Sebelumnya, dikutip dari laman Kompas.com (7/8/2023) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno juga menyampaikan bahwa jumlah kunjungan wisman per Juni 2023 terpantau meningkat setiap bulan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika, jumlah wisman yang datang ke Indonesia per Juni 2023 tercatat mencapai angka 5,19 juta kunjungan.

Baca juga: Selain Bali dan Jakarta, Wisman India Juga Senang Berlibur ke Sini

Angka tersebut 250,22 persen dari periode yang sama pada 2022, dengan capaian angka 1,48 juta.

Dok. Shutterstock/Artem Beliaikin Ilustrasi wisatawan mengendarai motor di Bali.

"Target batas atas wisman, 10 sampai 20 persen di atas proyeksi kita. Ini patut kita syukuri," kata Sandi, Senin (7/8/2023).

Adapun lima negara teratas penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia per Juni 2023 yakni ada Singapura (16,41 persen), Malaysia (15,88 persen), Australia (12,47 persen), India (6,48 persen), dan China (5,88 persen).