Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Makam Lawas, Jejak Permukiman Ini juga Terlihat di Waduk Gajah Mungkur yang Surut

Kompas.com - 15/10/2023, 08:53 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Debit air Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berkurang pada musim kemarau tahun 2023 ini.

Akibatnya, beberapa bagian waduk dengan luas genangan 8.800 hektar (saat musim hujan) ini mengering.

Dasar waduk yang biasanya tergenang pada musim hujan, bahkan sampai terlihat kembali, lengkap dengan peninggalan permukiman masa lalu.

Baca juga: Makam Lawas Muncul di Waduk Gajah Mungkur yang Mengering, Ada dari Tahun 1956

Adapun proses pembangunan waduk ini harus menenggelamkan 51 desa dan memindahkan sekitar 13.000 kepala keluarga.

Saat Kompas.com berkunjung ke kawasan dasar Waduk Gajah Mungkur yang mengering di wilayah Kecamatan Wuryantoro pada Sabtu (7/7/2023), masih ada peninggalan masa lalu yang masih bisa dilihat.

Jejak permukiman masa lalu di Waduk Gajah Mungkur

Berikut ini adalah jejak masa lalu di Waduk Gajah Mungkur yang bisa dijumpai saat surut pada musim kemarau:

1. Sumur lawas

Peninggalan yang masih ada sampai sekarang, meski selalu terendam air saat musim hujan, adalah sumur tua.

Peninggalan sumur permukiman warga yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. (8/9/2019)KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Peninggalan sumur permukiman warga yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. (8/9/2019)

Sumur-sumur tua ini dulu merupakan bagian rumah-rumah yang ditenggelamkan saat pembangunan waduk.

2. Fondasi rumah

Rumah-rumah yang ditenggelamkan saat proses pembangunan Waduk Gajah Mungkur, memang sudah hancur.

Fondasi rumah yang tampak lagi di dasar Waduk Gajah Mungkur yang mengering, Sabtu (7/10/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Fondasi rumah yang tampak lagi di dasar Waduk Gajah Mungkur yang mengering, Sabtu (7/10/2023).

Namun, masih ada bagian rumah yang tersisa, yakni fondasi. Biasanya, bekas fondasi ditemukan tak jau dari peninggalan sumur.

3. Bekas jembatan jalan utama Wonogiri-Pracimantoro

Pembangunan Waduk Gajah Mungkur tidak hanya menenggelamkan kawasan permukiman. Jalan utama Wonogiri ke selatan menuju Kecamatan Pracimantoro juga ikut tenggelam.

Jembatan ini dulunya merupakan bagian jalan utama Wonogiri-Pracimantoro yang terendam air Waduk Gajah Mungkur saat musim hujan, Sabtu (7/10/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jembatan ini dulunya merupakan bagian jalan utama Wonogiri-Pracimantoro yang terendam air Waduk Gajah Mungkur saat musim hujan, Sabtu (7/10/2023).

Bagian jalan ini yang tenggelam adalah jembatan. Saat air waduk surut, jembatan ini tampak lagi dan bahkan masih bisa dilewati kendaraan.

4. Makam lawas

Bagian dari kawasan permukiman adalah makam atau kuburan. Saat air waduk surut, makam lawas ini juga akan kembali muncul.

Salah satu batu nisan dari makam lawas yang muncul lagi saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau, Sabtu (7/10/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Salah satu batu nisan dari makam lawas yang muncul lagi saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau, Sabtu (7/10/2023).

Tampak batu-batu nisan yang berserakan. Bahkan, ada beberapa batu nisan yang tulisannya masih bisa dibaca, meski sudah ada sejak 1980 dan selalu terendam air waduk ketika musim hujan.

5. Bekas jembatan kereta api Wonogiri-Baturetno

Dulu, ada kereta api yang beroperasi dari pusat Kota Wonogiri sampai ke Kecamatan Baturetno.

Bekas jembatan kereta api di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri yang terlihat kembali saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau. (29/9/2019)KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bekas jembatan kereta api di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri yang terlihat kembali saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau. (29/9/2019)

Namun, rute itu sudah tidak ada sejak pembangunan Waduk Gajah Mungkur karena jalur tegenang air. Salah satunya jembatan KA yang terlihat lagi. Jembatan ini berada di Kecamatan Nguntoronadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com