Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Lengkap ke Wisata Agro Kaligua di Brebes

Kompas.com - 29/10/2023, 10:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com -  Kabupaten Brebes memiliki wisata kebun teh legendaris, yakni Wisata Agro Kaligua yang berlokasi di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.

Disebut kebun teh legendaris, lantaran kebun teh Kaligua merupakan peninggalan masa kolonial Belanda, yang didirikan sejak 1832.

Baca juga: Wisata Agro Kaligua, Kebun Teh Legendaris di Brebes

Koordinator Wisata Agro Kaligua, Suroso mengatakan, daya tarik Wisata Agro Kaligua adalah hamparan kebun teh seluas 620 hektare di ketinggian 1.500-2.050 mdpl.

“Sejak dibuka, lahan perkebunan teh Kaligua pengelola awalnya Belanda. Ketika Jepang masuk Indonesia, tanaman teh dirusak kemudian diganti tanaman pangan, semacam jagung dan singkong. Lalu, kembali jadi kebun teh ketika Belanda masuk lagi ke Indonesia,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (27/10/2023).

Saat ini, Wisata Agro Kaligua merupakan milik negara yang dikelola oleh PTPN IX bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Brebes. 

Selain panorama alam, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan wahana dan fasilitas wisata yang melengkapi kunjungan wisatawan. Jika ingin berkunjung, simak dulu panduan ke Wisata Agro Kaligua, mulai dari harga tiket, jam buka, aktivitas, dan tips.

Aktivitas di Wisata Agro Kaligua

Berikut sejumlah aktivitas di Wisata Agro Kaligua yang dapat dilakukan pengunjung.

1. Menjelajahi kebun teh 

Wisatawan bisa menjelajahi area kebun teh Kaligua seluas 620 hektare. Berada di ketinggian 1.500-2.050 mdpl, Wisata Agro Kaligua tidak hanya menawarkan pemandangan indah hamparan kebun teh, tetapi juga udara sejuk.

Jika beruntung, wisatawan bisa menjumpai pekerja yang sedang memetik daun teh. Setiap sudut di kebun teh Kaligua, menawarkan pemandangan yang Instagramable sehingga wajid diabadikan dalam foto.

2. Melihat sunrise di Puncak Sakub 

Puncak Sakub, puncak tertinggi di kebun teh Wisata Agro Kaligua, Brebes, yang merupakan kebun teh legendaris sejak zaman Belanda.
Shutterstock/Wahyu Suryo Puncak Sakub, puncak tertinggi di kebun teh Wisata Agro Kaligua, Brebes, yang merupakan kebun teh legendaris sejak zaman Belanda.

Salah satu spot populer di Wisata Agro Kaligua adalah Puncak Sakub. Suroso mengatakan, Puncak Sakub adalah titik tertinggi di kawasan Wisata Agro Kaligua di ketinggian 2.050 mdpl.

Dari lokasi inilah, wisatawan bisa menyaksikan panorama Gunung Slamet dan Gunung Cermai, khususnya di pagi hari.

“Kebanyakan wisatawan naik Puncak Sakub pada pagi hari, setelah Subuh untuk melihat matahati terbit. Jadi Gunung Slamet bisa kelihatan utuh sampai ke kaki gunung,” ujarnya.

Namun, ia mengimbau wisatawan tidak melakukan camping atau berkemah di kawasan Puncak Sakub lantaran lokasinya jauh dari pengawasan pengelola dan berada dekat hutan lindung yang rawan binatang buas maupun tindakan kriminal.

“Tadi, ada saja yang tetap nekat untuk camping di sana. Kami sudah memberikan peringatan, kalau terjadi sesuatu itu di luar tanggung jawab kami sebagai pengelola wisata dan PTPN IX Kebun Teh Kaligua,” tegasnya.

Baca juga: Sirah Pemali Brebes, Wisata Mata Air di Tengah Hutan Pinus

3. Napak tilas Goa Jepang 


Goa Jepang di tengah hampara teh di Wisata Agro Kaligua, Brebes, yang merupakan kebun teh legendaris sejak zaman Belanda.Tangkapan layar situs Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes Goa Jepang di tengah hampara teh di Wisata Agro Kaligua, Brebes, yang merupakan kebun teh legendaris sejak zaman Belanda.

Di tengah hamparan kebun teh, wisatawan juga bisa menjumpai goa, yakni Goa Jepang. Sesuai namanya, goa buatan sedalam 800 meter ini, dibuat pada masa penjajahan Jepang sekitar 1942.

Suroso menuturkan, Goa Jepang dulunya berfungsi untuk penyimpanan bahan makanan tentara Jepang dan lokasi menyusun strategi. Namun, Goa Jepang juga menyimpan cerita kelam lantaran menjadi saksi kekejaman kerja romusha.

“Kami memasang ornamen patung, yang menggambarkan kerja romusha, pembantaian, dan penembakan masyarakat sekitar,” katanya.

Saat menjelajahi Goa Jepang, wisatawan akan ditemani seorang pemandu, lantaran ada sejumlah pintu tembus yang mengarah ke jurang. Oleh sebab itu, pengelola memutuskan untuk menutup sejumlah pintu tembus yang menyerupai labirin tersebut, sehingga wisatawan hanya bisa masuk dan keluar melalui satu pintu.

“Seandainya tidak pakai pemandu, wisatawan harus mengikuti arah lampu di dalam Goa Jepang. Jadi, tidak bakal tersesat karena lampu itu kami sekaligus jadikan pemandu arah bagi wisatawan,” jelas Suroso.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com