JAKARTA, KOMPAS.com - Teh telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia, meski belum sepopuler kopi, menurut laman resmi Kementerian Perindustrian.
Jika ingin mencari tahu lebih jauh soal teh atau sekadar mencoba pengalaman baru, bisa ikut tur wisata teh. Salah satu tur yang bisa dicoba adalah "Jelajah Teh dari Masa ke Masa" dari Wisata Kreatif Jakarta.
Baca juga: Mengenal Chanoyu, Upacara Minum Teh Tradisional di Jepang
"Teh ditemukan pertama kali di China oleh Kaisar Shen Nong," tutur Pemandu dari Wisata Kreatif Jakarta, Mutia Azzahra kepada Kompas.com saat awal tur, Minggu (19/11/2023).
Teh pun dibawa ke Indonesia pertama kali oleh ahli botani asal Jerman, Andreas Cleyer, tahun 1684. Waktu itu teh dikenal sebagai tanaman hias, dilansir dari laman Jalur Rempah.
Selanjutnya pada abad ke-17, bibit teh dari China didatangkan oleh Pemerintah Belanda. Jumlahnya banyak lantaran untuk ditanam di Tanah Air.
Adapun tur ini berdurasi sekitar empat jam yang meliputi jalan kaki dan naik kendaraan umum menuju tempat terakhir. Berikut kegiatan selengkapnya.
Baca juga:
Pantjoran Tea House termasuk salah satu tempat yang dituju untuk menikmati teh. Lokasinya di Jalan Pancoran Nomor 4-6, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
Di tempat ini, Kompas.com memilih aneka teh yang terbagi menjadi Flower Tea, Green Tea, Pu'er Tea, White Tea, Red Tea, dan Oolong Tea. Harganya mulai Rp 120.000 dan bisa dinikmati bersama-sama (sharing).
Teh pu'er, misalnya, merupakan jenis teh yang difermentasi sehingga rasanya sedikit asam. Semakin tua umurnya, semakin mahal harganya.
Kompas.com juga bisa belajar tata cara menikmati teh tradisional dari China, dari cara memegang cangkir khusus hingga menyesap teh.
Tidak hanya itu, staf Pantjoran Tea House juga menjelaskan terkait alat untuk menyeduh, asal usul, manfaat, tingkat kafein, dan rasa teh tertentu.
Kompas.com pun diberikan dua jenis cangkir yaitu sniffing cup untuk mencium aroma teh dan tea cup untuk meminum teh.
"Pertama-tama teh saya tuang ke sniffing cup, lalu ditutup (oleh tea cup), dan dibalik dengan dua tangan. Sedikit ditekan biar enggak tumpah," ujar salah seorang staf Pantjoran House, Febri, saat tur.
Setelah teh berpindah ke tea cup, letakkan tea cup tersebut ke tatakan yang sudah disediakan.
Sementara itu, sniffing cup yang telah kosong bisa digunakan untuk menghirup aroma teh.
"Mencium aroma teh itu ada filosofinya, salah satunya untuk relaksasi diri, yang kedua untuk menghormati petani teh di seluruh dunia," ujarnya.
Baca juga: Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa dan Cerita di Balik Arti Nama Glodok
View this post on Instagram