Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Pesawat Mahal, Wisatawan Bisa Manfaatkan Promo

Kompas.com - 12/12/2023, 15:03 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menyikapi mahalnya harga tiket pesawat rute domestik saat ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong masyarakat Indonesia, khususnya wisatawan untuk memaksimalkan promo dari agen perjalanan.

"(Mahalnya tiket pesawat) masih (menjadi isu), tolong didalami beberapa fasilitas promo yang sudah dijalankan oleh agen perjalanan online, tur operator, dan para penyedia layanan," kata Sandiaga saat ditemui di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (11/12/2023).

Ia melanjutkan, apabila promo tersebut lebih didalami, terdapat banyak penawaran tiket pesawat yang masih terjangkau.

Baca juga: Penumpang Pelita Air Bercanda Bom di Pesawat, Penerbangan Delay

Sandi mengakui bahwa tiket pesawat untuk rute-rute tertentu seperti tujuan Bali dan Indonesia bagian timur masih tergolong mahal.

Akan tambah jumlah penerbangan

Maka dari itu, sebagai upaya mengatasi mahalnya harga tiket pesawat, Sandiaga menyebutkan bahwa pihaknya akan menambah jumlah penerbangan.

Diberitakan oleh Kompas.com (2/11/2023), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut faktor terbesar penyebab mahalnya harga tiket pesawat yakni karena naiknya harga bahan bakar avtur.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Pasalnya, 40 persen biaya operasional penerbangan berasal dari pembelian bahan bakar avtur. Maka dari itu, kenaikan harga avtur akan memengaruhi total biaya operasi penerbangan.

Selain itu, industri penerbangan yang saat ini belum pulih sepenuhnya pascapandemi Covid-19 juga turut mempengaruhi harga tiket pesawat.

Baca juga: AP II Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat Naik 8 Persen Saat Nataru

Dalam kesempatan yang sama, juga disampaikan bahwa mahalnya harga tiket pesawat rute domestik tidak berpengaruh terhadap jumlah pergerakan wisatawan nusantara.

"Tidak (berpengaruh), karena mayoritas dari pergerakan wisatawan nusantara lebih dari 80 persen melalui jalur darat," katanya.

Ilustrasi alasan negara tidak memiliki bandara.Unsplash/Pascal Meier Ilustrasi alasan negara tidak memiliki bandara.

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pergerakan wisnus hingga September 2023 mencapai angka 626 juta pergerakan.

Angka tersebut terpantau masih jauh dari target total 1,2 sampai 1,4 miliar pergerakan wisnus pada 2023.

Baca juga: Hindari Mandi Air Hangat Setelah Naik Pesawat, Ini Alasannya 

Menparekraf menargetkan bisa memaksimalkan pergerakan wisnus pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), dengan total target mencapai angka 200 hingga 250 juta pergerakan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com