Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Jami' An Nawier Pekojan, Masjid Bersejarah Terbesar di Jakarta Barat

Kompas.com - 03/04/2024, 12:12 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika melipir ke area Pekojan, Jakarta Barat, terdapat sebuah masjid bersejarah yang konon berdiri sejak 1760 Masehi. Namanya Masjid Jami' An Nawier Pekojan.

Alamatnya di Jalan Pekojan Raya Nomor 71, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Baca juga:

Beberapa waktu lalu Kompas.com bersama Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Barat melakukan tur wisata religi di Jakarta Barat, dan salah satu tempat yang disinggahi yaitu Masjid Jami' An Nawier Pekojan.

"Nama An-Nawier ini bermakna 'cahaya', para pendirinya berharap agar masjid ini dapat memberikan cahaya bagi umat islam di Nusantara, khususnya di kawasan Pekojan," kata pengurus masjid Jami' An Nawier Pekojan, Diki di lokasi, Sabtu (30/3/2024).

Masjid Jami An-Nawier di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Masjid Jami An-Nawier di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Mengutip buku "Masjid & Majelis  Bersejarah di Jakarta Barat" karya Firman Haris, Kartum Setiawan, Agus Wirawan, dan Usman (2023) terbitan oleh Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, masjid ini dibangun di atas tanah wakaf seluas 1.983 meter kubik.

Sementara itu, luas bangunannya sekitar 1.500 meter kubik, dan dapat menampung sebanyak 2.500 jemaah. Hal ini menjadikan Masjid Jami' An Nawier Pekojan sebagai masjid bersejarah terbesar di Jakarta Barat.

Keberadaan Masjid Jami' An Nawier Pekojan menjadi bukti bahwa komunitas Arab merupakan salah satu komunitas terbesar di Batavia pada saat itu. 

"Isi Kampung Pekojan umumnya dihuni oleh bangsa Koja (sebutan untuk keturunan India yang beragama Islam di Indonesia) dan bangsa keturunan Arab," kata Diki.

Sebagai informasi, Pekojan ialah sebutan untuk tempat orang-orang Koja.

Baca juga:

Kilas balik Pekojan

Menurut penjelasan Diki, pada zaman kolonial Belanda, seluruh etnis di Batavia harus ditempatkan di satu daerah dan tempatnya tidak boleh menyatu dengan etnis yang lain.

Pada 1844 komunitas Arab di Pekojan begitu besar sehingga pemerintah Belanda mengharuskan adanya seorang pemimpin yang dikenal dengan sebutan kapitan.

Adapun kapitan bangsa Arab pertama di Pekojan yaitu Syekh Said bin Naum, ia menjabat sejak 1844 sampai 1864.

Mengingat daerah Pekojan didominasi oleh kalangan muslim, tentu dibutuhkan tempat ibadah. Maka dari itu dibangunlah Masjid Jami' An Nawier Pekojan.

Masjid Jami An-Nawier di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Masjid Jami An-Nawier di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas Arab di Pekojan semakin menjadi minoritas, diperkirakan penyebabnya karena terjadi masalah pecah waris.

"Mungkin rasa kekeluargaannya kurang, mereka merasa ingin membagi warisan orang tua. Jadi mereka menjual rumah dan membagi uang warisan tersebut," kata Diki.

Ia menambahkan, belum lagi jika terjadi pertikaian ketika pembagian warisan yang semakin mendukung pecahnya silaturahmi keluarga bangsa Arab di tempat itu.

Baca juga: Mengenal Masjid Jami Luar Batang, Wisata Religi Sarat Sejarah di Jakarta Utara

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com