Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Ikut Menghidupkan Kota Tua

Kompas.com - 13/04/2017, 06:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Revitalisasi fisik di Kota Tua Jakarta, Taman Sari, Jakarta Barat, dinilai bertolak belakang jika dibandingkan dengan pengelolaan komunitas lokal di kawasan bersejarah itu.

Sejumlah komunitas lokal yang ikut berpartisipasi menghidupkan Oud Batavia itu seharusnya dinaungi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan Adrianus Waranei Muntu dalam diskusi bertema ”Partisipasi Komunitas Lokal dalam Pengembangan Atraksi Wisata Kota Tua” di Museum Mandiri Jakarta, Sabtu (8/4/2017).

Penelitiannya dalam tesis bertema senada menyebutkan ada beberapa komunitas lokal, atraksi wisata, dan turisme warisan budaya yang ikut menghidupi Kota Tua.

(BACA: Menguak Sisi Gelap Museum Fatahillah)

Sejumlah komunitas lokal yang berpartisipasi secara spontan di kawasan itu di antaranya komunitas manusia batu, pencak silat cakra buana, komunitas lingkar rupa, komunitas Sunda Kelapa Heritage, komunitas China Town (pecinan), dan komunitas sahabat budaya Indonesia.

GARRY ANDREW LOTULUNG Pedagang pernak-pernik Tahun Baru China atau Imlek di Pasar Glodok di kawasan Pecinan Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (25/1/2017). Aktivitas ekonomi di Pasar Glodok menunjukkan peningkatan dan para pedagang sudah menjajakan berbagai kebutuhan perayaan menjelang Imlek 2568 pada 28 Januari 2017.
Penelitian Adrianus, faktor pendukung komunitas spontan masuk ke Kota Tua adalah motivasi ekonomi, mendekati keramaian wisatawan, dukungan pemangku kepentingan, kerja sama antarkomunitas, paket wisata dan promosi wisata Kota Tua, serta maraknya penggunaan sosial di masyarakat.

”Kota Jakarta tidak terlalu banyak memiliki ruang terbuka publik yang luas yang dapat menampung banyak orang. Kota Tua menjadi magnet bagi warga Jakarta ataupun pendatang dari kota sekitar,” ujar Adrianus.

(BACA: Cemal-cemil Cantik bak Noni Kompeni di Kota Tua)

Selain komunitas spontan, juga ada komunitas lokal, di antaranya paguyuban onthel wisata Kota Tua dan komunitas jelajah budaya. Sejumlah komunitas itu muncul karena faktor ekonomi.

Kota Tua jadi ladang mata pencaharian yang menjanjikan. Ramainya kawasan itu terutama pada akhir pekan membuat penjaja jasa ataupun pedagang kaki lima sangat meminati kawasan itu.

Tak terkontrol

Meski berdampak positif dan menghidupkan suasana di Kota Tua, komunitas ini juga menghadapi kendala.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Wisatawan menyerbu kedatangan bus Wisata Jakarta yang beroprasi di Kota Tua, Minggu (5/6/2016).
Data dan status komunitas di Kota Tua tidak jelas karena bertambah setiap hari. Berdasarkan pengamatan Kompas, seniman jalanan muncul mengikuti tren terutama di televisi. Seniman jalanan itu memiliki bos dan jejaring sosial-ekonomi yang panjang.

Tanpa aturan ketat dan pembatasan dari Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, seniman akan membeludak tak terkontrol. Terkadang, kreativitas yang mereka tampilkan juga tidak sesuai dengan tema sejarah di Kota Tua.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com