Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar Sejarah dan Arsitektur Zaman Kolonial di Museum Gedung Sate

Tapi rasa penasaran itu mungkin belum terjawab karena akses untuk masuk ke dalam gedung sangat terbatas

Pasalnya, selama ini gedung kuno tersebut masih dimanfaatkan sebagai kantor pemerintah Provinsi Jawa Barat sehingga tidak sembarang orang bisa masuk.

Tapi ada kabar baik untuk masyarakat yang ingin tahu banyak tentang Gedung Sate. Sebab, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membuka akses masuk untuk masyarakat umum mengunjungi gedung tersebut.

Di dalam museum Gedung Sate seluas 500 meter persegi, pengunjung dijamin mendapat pengetahuan secara mendalam tentang sejarah pembuatan gedung yang awalnya bernama gedung Gouvernement Bedrijven ini.

Tidak hanya belajar tentang sejarah saja, mereka yang tertarik dengan seni arsitektur zaman kolonial juga bisa mengetahui rahasia material bangunan dan teknik yang digunakan para arsitek-arsitek zaman dulu dalam membangun Gedung Sate yang sejak tahun 1924 hingga hari ini masih berdiri kokoh.

Sebagai media pembelajarannya, di salah satu sudut museum tembok asli Gedung Sate sengaja dibobol dan dilubangi agar lebih detil terlihat batuan-batuan yang menjadi fondasi Gedung Sate.

Di sisi lain museum, pengunjung akan diajak bertualang dengan balon udara. Tapi bukan balon udara sungguhan. Lewat teknologi virtual reality, pengunjung akan merasakan sensasi terbang di udara sambil melihat situasi awal di sekitar Gedung Sate yang dulumya masih lahan kosong nan hijau.

Tidak berhenti sampai di situ, sisi lain museum Gedung Sate yang menggunakan teknologi augmented reality juga memberikan sensasi menjadi mandor dalam proyek pembangunan Gedung Sate di zaman kolonial.

“Untuk sementara ini masuknya masih gratis. Tapi pengunjung yang masuk kita batasi dulu. Jadi tiap 35 orang bergantian karena kursi di movie room hanya cukup untuk 35 orang, “ jelas Azis.

Dalam peresmian, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Aher mengatakan Museum Gedung Sate dirancang sejak dua tahun lalu. “Museum ini dibuat smart karena bisa bercerita dengan teknologi digital,” ujar Aher.

Aher berharap masyarakat bisa mengetahui tentang sejarah Gedung Sate mulai dari pembuatan yang bertujuan untuk memindahkan kantor pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung, terhentinya pembangunan karena krisis Perang Dunia, hingga upaya perebutan Gedung Sate yang sempat dikuasai oleh tentara Gurkha hingga akhirnya menewaskan 7 pemuda.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

https://travel.kompas.com/read/2017/12/12/071200727/belajar-sejarah-dan-arsitektur-zaman-kolonial-di-museum-gedung-sate

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke