KOMPAS.com - London merupakan kota yang menarik untuk dikulik. Ibu Kota Inggris ini juga terpilih sebagai tempat berlangsungnya laga final Piala Eropa 2020.
Mengutip History.com, London sudah berdiri sekitar tahun 6000 Sebelum Masehi. Peneliti menemukan bukti berupa sebuah jembatan yang diduga dibangun pada Zaman Perunggu di dekat Sungai Thames.
Tak hanya itu, mereka juga menemukan benteng di area yang sama. Benteng tersebut diperkirakan dibangun pada Zaman Logam.
Seperti dilansir dari Britannica, London merupakan salah satu kota tertua di dunia yang telah dikenal sejak dulu.
Kota yang kini menjadi pusat ekonomi, transportasi, dan kebudayaan di Inggris ini juga sudah menjadi primadona sejak berabad-abad silam.
Bangsa Romawi Kuno menemukan pelabuhan dan jalur perdagangan yang diberi nama Londinium pada 43 Masehi. Tak lama setelah itu, sebuah jembatan dibangun menyeberangi sungai Thames untuk memfasilitasi perdagangan dan pergerakan pasukan Romawi.
Namun sayangnya, pada 60 Masehi, Ratu Celtic yang bernama Boudicca memicu penjarahan yang dilakukan oleh pasukan militer di Kota London. Akibatnya, kebakaran besar menghancurkan kota tersebut.
Kota London kembali dibangun sesegera mungkin setelah peristiwa besar tersebut. Sayangnya, pada 125 Masehi, kota itu kembali hangus terbakar.
Runtuhnya Romawi dan serangan Viking
Usai peristiwa besar di tahun 125 Masehi, London kembali berbenah. Seiring perkembangannya, kota ini bahkan mengalami peningkatan penduduk mencapai 40 ribu jiwa.
Namun, saat Romawi mengalami keruntuhan pada 476 Masehi, London kembali terpuruk. Kota ini mendapat sejumlah serangan dari bangsa Viking dan pelaut lainnya. London pun kembali terbengkalai dan dilupakan.
Meski sempat terpuruk, London kembali hidup dan berjaya saat Westminster Abbey didirikan pada tahun 1065.
Tak hanya itu, kemenangan William the Conqueror dalam Pertempuran Hastings semakin mengukuhkan perkembangan London pada masa itu. Ia pun dinobatkan sebagai raja pertama Inggris.
Selama masa kepemimpinannya, William membangun Menara London. Pada tahun 1176 ia juga membangun ulang jembatan kayu London Bridge. Kali ini ia mengganti jembatan tersebut dengan batu.
London juga berkembang pesat berkat kekuatan dan kekuasaan Dinasti Tudor dan Stuart.
Luas wilayah dan peranan kota ini pun meningkat dengan signifikan. Bahkan, dalam masa kepemimpinan Raja Henry VII, populasi di kota itu sudah mencapai 100 ribu jiwa.
Kota London kembali mengalami guncangan pada masa kekuasaan Ratu Elizabeth I. Sebab, konflik antara Protestan dan Katolik semakin menegang.
Bahkan, salah satu tokoh Katolik bernama Guy Fawkes sempat berusaha meledakkan gedung parlemen dalam serangan yang disebut Gunpowder Plot. Beruntung rencana peledakan tersebut berhasil digagalkan.
Tetapi guncangan sesugguhnya datang pada 1665 saat Wabah Besar London menyebar. Wabah tersebut merenggut sekitar 100 ribu jiwa.
Satu tahun kemudian, kota yang memiliki populasi hampir 500 ribu jiwa tersebut kembali dilalap api. Banyak bangunan penting yang turut rusak karena Kebakaran Besar London itu.
Setelah bangkit dengan bantuan penguasa Inggris Huguenot John Houblon, London berhasil menjadi pusat keuangan internasional.
Sayangnya pada 1840 kota ini kembali diserang wabah kolera dan beberapa penyakit lainnya.
Namun kini London berhasil melalui segala kesulitan tersebut dan terus berkembang pesat sebagai Ibu Kota Inggris.
Sejarah tentang Kota London bisa disaksikan di berbagai museum kota tersebut. Salah satunya adalah Museum of London.
Museum tersebut tak jauh dari sungai Thames, London, Inggris. Museum of London memilii beragam koleksi tentang perkembangan kehidupan urban di London sejak zaman dahulu.
Museum of London buka dari Rabu sampai Minggu, mulai pukul 10.00 sampai 17.00 waktu setempat. Untuk menikmati pameran beragam koleksi di museum ini, pengunjung tak perlu membayar tiket masuk.
https://travel.kompas.com/read/2021/07/10/083100227/sejarah-london-ibu-kota-inggris-tempat-final-piala-eropa-2020