Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ringkas dan Rumit Sama Lezatnya

Kompas.com - 28/07/2013, 08:49 WIB
DARI beragam cara urang Sunda mengolah hidangan, nasi liwet menjadi unik karena serba praktis, mudah, cepat, sekaligus lezat. Mirip dengan karakter urang Sunda yang spontan, apa adanya, tidak berbelit-belit.

Setampah besar nasi deungeun santri di dapur Acep Zamzam Noor (53) di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, merebakkan aroma oncom. Wujudnya khas, semua serba kecoklatan dan tercampur aduk satu sama lain.

”Karena orang Sunda suka meringkas, deungeun santri biasa disebut nasi DS. Ini istimewa karena lahir dari kebiasaan santri memasak. Zaman dulu, santri kan hanya mengaji, punya banyak waktu untuk memasak sendiri,” kata Acep, anak almarhum KH Ilyas Ruhiat dari Pondok Pesantren Cipasung, yang juga penyair terkenal itu.

Di tepi balongnya, Acep dan sejumlah santri duduk melingkar dan makan bersama dari tampah yang sama. Tangan Diwan Maldini (15), Muhammad Robbie (16), Hanudy Ramdani (15), Banan Syamsudin (13), dan Dindin Jadit (18) bergantian menjumput nasi DS.

Tiap santri sudah mencomot potongan ikan peda dan menaruhnya bersama sesendok sambal di pinggir tampah agar aman dari comotan tangan lainnya. Nasi yang disajikan adalah nasi liwet, padat menggumpal, sedikit gurih. Oncom memberi rasa segar, mengimbangi rasa asin ikan peda.

Diwan, Robbie, Hanudy, dan dua temannya tak banyak bicara. Mereka sibuk menyantap DS. ”Ini kami sekalian makan siang,” kata Diwan malu-malu.

KOMPAS/PRIYOMBODO Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung Acep Zamzam Nur memasak makanan santri atau dikenal dengan sebutan Deungeun Santri di kediamannya di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (18/6/2013). Deungeun Santri adalah makanan para santri yang terdiri dari nasi liwet, ikan peda, lalapan dan sambal.
DS sejatinya nasi liwet. ”Memasak nasi liwet itu praktis karena nasi dan aneka bumbu beserta lauknya dimasak bersamaan dalam periuk yang sama. Masak satu kali, mendapat nasi sekaligus lauk. Buat santri cara itu praktis. Kekhasan DS itu, menjelang nasi liwetnya matang, akan ditaburi oncom, diaduk rata. Lauknya, ikan peda,” kata Acep.

Nasinya lelaki

Nasi liwet memang andalan untuk urusan kepraktisan hingga identik sebagai nasinya lelaki. Orang juga mengidentikkan nasi liwet dengan kastrol, periuk aluminium ”zadul” yang menjadi alat ”meramu” nasi liwet.

Seberapa merakyatnya nasi liwet bisa dilihat di sejumlah pinggiran kota di Jawa Barat. Pada masa setelah panen padi, masih banyak terlihat deretan orang duduk ditemani cangkul, linggis, dan kastrol. Merekalah para pekerja musiman yang coba mencari tambahan rezeki di kota.

”Kastrol itu barang wajib buat buruh musiman, sama pentingnya dengan cangkul dan linggis,” ujar Ending Zainuddin (62). Saat merantau jadi mandor buruh bangunan, Ending pun mengandalkan nasi liwet.

”Cara memasaknya paling gampang. Cukup dengan satu kastrol diisi beras dicampur garam secukupnya, minyak kelapa secukupnya, selembar daun salam, dan sebatang serai, lalu ditaruh di perapian. Lalu tinggal saja, asal jangan sampai hangus. Begitu matang, bakal siap disantap. Itu menu andalan waktu muda, saat saya jadi mandor buruh bangunan di Pangandaran,” kata Ending.

Acep menyebut nasi liwet adalah contoh sifat praktis orang Sunda, yang egaliter, spontan, dan apa adanya. ”Nasi liwet serupa dengan kebiasaan orang Sunda menyantap lalap. Orang Sunda spontan, memanfaatkan apa yang ada di alam, dan tidak suka berbelit-belit. Dalam cara bersantapnya pun seperti itu, praktis,” kata Acep.

KOMPAS/PRIYOMBODO Makanan santri atau dikenal dengan sebutan Deungeun Santri yang terdiri dari nasi liwet, ikan peda, lalapan dan sambal. Deungeun Santri biasa dimasak oleh para santri di di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Penikmat kuliner Sunda dan warga Bandung, Dan Satriana, menyebut nasi liwet sebagai jejak kehidupan peladang berpindah di Jawa Barat. ”Sebagai peladang berpindah, lelaki kerap pergi sendiri, membuka hutan untuk huma. Laki-laki harus bisa memasak meski dengan cara yang praktis. Ternyata, nasi liwet para peladang dirasa enak dan akhirnya justru dimasak di dapur,” kata Satriana.

Canggih

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com