Taksi memberhentikan kami di depan sebuah toko yang katanya wajib saya masuki. Mustafa! Kami hanya mengangguk tersenyum. Tentu saja kami tahu, karena sudah membaca buku panduan. Kami pun turun, begitu taksi pergi kami segera meninggalkan Mustafa tempat orang membeli oleh-oleh di belakang kami. Bila ada waktu pastinya akan kami datangi, mengisi rasa penasaran akan reputasi pusat perbelanjaan ini.
Distrik India yang ada sejak kedatangan Sir Stamford Raffles, pendiri Singapura, mulai kami jelajahi. Penuh warna yang menjadi sentuhan pertama dari mata kami. Bangunan bercat warna menyala, jalanan penuh penjual.
Beberapa penjual mencoba menawarkan barang dagangan mereka, membuat si kecil Bazile selalu saja berhenti, karena terkagum dengan benda yang dipegang oleh penjual.