Kayu kelancang
Fatoni mengatakan, nama Lancang berasal dari sebuah kisah legenda yang diceritakan turun-temurun. Menurut legenda itu, dulu ada seorang tua bernama Uwak Arus yang bersama istrinya berkebun dan menjual kayu bakar ke daratan.
Suatu hari kakek-nenek itu menebang kayu di pulau ini dan membawanya dengan perahu ke daratan untuk dijual. Sepanjang perjalanan dari pulau ini, ikan-ikan mengikuti dan berloncatan masuk ke perahunya. Akibatnya, perahu kelebihan muatan dan akan tenggelam.
Uwak Arus lalu membuang muatannya satu demi satu. Meski muatan sudah banyak terbuang, ikan terus mengikuti dan berlompatan masuk perahu. Akhirnya, ada satu kayu, yaitu kayu kelancang, yang dibuang. Setelah kayu itu dibuang, tidak ada lagi ikan yang mengikuti dan berlompatan masuk perahu.
”Dari nama kayu kelancang itu akhirnya pulau ini dinamakan Kelancang, tetapi mungkin karena susah menyebutnya, kelancang lama-lama jadi lancang. Tetapi, sampai saat ini saya sendiri tidak tahu seperti apa pohon kelancang itu,” tutur Fatoni. (RATIH PRAHESTI S dan PINGKAN ELITA DUNDU)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.