Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Lancang, Mencoba Bersolek Menyambut Wisatawan

Kompas.com - 31/12/2015, 11:42 WIB

Teri dan rajungan

Hingga saat ini, kehidupan masyarakat di Pulau Lancang masih berpusat pada kegiatan nelayan, terutama penangkapan serta pengolahan ikan teri dan rajungan.

Jihan (32) adalah salah seorang pengepul ikan yang memiliki belasan anak buah untuk mengoperasikan rumah perebusan teri dan rajungan di Lancang. Ada belasan kapal nelayan yang menjadi mitranya yang diberi modal awal untuk melaut.

”Kalau kita tidak modali dulu, tak ada kewajiban mereka menjual hasil tangkapannya kepada kita. Susah juga saya kalau tidak pasti dapat ikan. Sebab, saya juga punya bos lagi di daratan yang menampung ikan yang harus saya suplai,” kata Jihan.

Hal serupa disampaikan Koh Ahok, warga Tangerang yang juga menjadi pengepul ikan di Lancang. Selain mempunyai mitra kapal-kapal nelayan, ia juga memiliki kapal jaring apung yang diawaki lima nelayan.

Menurut Ahok, untuk mengoptimalkan hasil tangkapan, nelayan perlu punya kapal yang cukup besar seperti kapal miliknya. Bahkan, dengan kapal miliknya itu pun, Ahok mengakui mempertahankan bisnis ini cukup sulit.

”Kalau tidak paham benar dengan bisnis ikan dan karakter nelayan di sini, jangan masuk, deh. Enggak sampai setahun, bisa buntung total kita. Saya saja (pernah) babak belur,” tutur Ahok.

Menurut Ahok, kehidupan masyarakat Pulau Lancang masih sangat bergantung pada hasil tangkapan mereka di laut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com