Perkembangan Omotesando didorong oleh perkembangan Harajuku sampai akhirnya Omotesando tumbuh sebagai kawasan pertokoan dan kuliner kaum jetset mapan mulai tahun 1990-an.
Ketika kami melintas kawasan pagi itu, tampak berderet toko toko berdinding kaca bertulis Armani, Burberry, Dior, Gucci, Louis Vuitton, Paul Stuart, Paul Stuart dan Prada.
Suasana kawasan lebih lengang tak sehangat suasana di Harajuku. Deretan pepohonan masih tanpa daun. Hampir seluruh trotoar di sana dibiarkan tanpa bunga.
Saat memasuki kawasan Shibuya, tampak menjulang gedung Shibuya 109 berlantai delapan di persimpangan jalan raya nan ramai.
Gedung yang dibuka tahun 1979 ini, tulis Rob Goss, menjadi simbol gaya hidup internasional remaja Tokyo. Bermacam gerai pakaian, produk kosmetik, parfum, dan pernak pernik kaum muda dijual di situ.
Suasana di Shibuya masih senafas dengan suasana di Harajuku. Kedua lokasi ini menjadi pusat gaya hidup kaum muda. Bermacam acara fesyen di gelar di sana, bahkan di beberapa ruas trotoar.