BANYUWANGI, KOMPAS.com - Nasi Lemeng adalah salah satu kuliner di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang hampir punah.
Nasi yang dibakar dalam bambu tersebut biasanya ditemukan di saat upacara adat dan kegiatan tradisi masyarakat Desa Banjarsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
Nasi Lemeng tidak lepas dari sejarah terbentuknya Kabupaten Banyuwangi. Menurut Murati (82), warga Banjarsari kepada KompasTravel, Minggu (12/6/2016), nasi lemeng adalah bekal pada pejuang Kerajaan Blambangan saat melawan penjajah.
(BACA: Menuju Desa Banjar, Yuk Temukan "Surga Kecil" di Banyuwangi)
Biasanya dibuat oleh perempuan desa dan dimasukkan ke dalam bambu. "Saat akan dimakan dibakar dulu di atas perapian," kata nenek yang memiliki dua buyut tersebut.
Untuk memasak nasi lemeng, beras dimasak bersama santan dan dibumbui rempah seperti garam serta daun salam. Setelah itu digulung di dalam daun pisang dan diisi dengan cacahan daging ayam, ikan segar atau ikan asin.
Kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar saat akan dimakan. Bentuknya seperti lontong atau lemper tapi karena ditanak dalam waktu lama, nasi lemeng lebih tahan lama dan tidak mudah basi.
Murati mengatakan saat ini tidak terlalu sering menerima pesanan nasi lemeng dari masyarakat tapi pesanan datang dari beberapa agen perjalanan untuk wisatawan yang berkunjung di Desa Banjarsari.
"Yang terpenting makanan ini tidak dilupakan sama masyarakat sini. Saya sudah ngajari kerabat saya takaran untuk buat nasi lemeng yang pas," kata Murati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.