Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Puncak William’s Torren

Kompas.com - 03/10/2016, 15:02 WIB

Satu-satunya alat transportasi ke sana hanya dengan kapal kayu yang dikelola warga setempat. Jadwalnya setiap hari, kecuali Jumat. Dengan kapal kayu itu pula barang kebutuhan sehari-hari diangkut.

Pada Kamis (8/9/2016) siang , cuaca tidak begitu baik, angin bertiup kencang dan ombak tinggi. Kapal kayu berukuran 30 gros ton (GT) secara perlahan meninggalkan Pelabuhan Ikan Lampulo, Banda Aceh.

Sekitar 100 penumpang duduk berimpitan. Dalam keadaan berdesak-desakan, mereka harus berbagi tempat dengan kardus mi instan, tandan pisang, dan barang lain. Saat lambung kapal diterjang gelombang, penumpang ikut basah.

Hotli (44), warga Banda Aceh, yang sudah lama memendam rasa berkunjung ke William’s Torren, terhuyung-huyung saat kapal kayu diempas gelombang. Dua jam berlayar dari Lampulo, kapal itu merapat di dermaga Desa Lampuyang.

Mercusuar terletak di Desa Meulingge, desa paling ujung di Pulo Breuh. Dari Lampuyang, dengan menggunakan sepeda motor butuh waktu sekitar dua jam untuk sampai di Meulingge. Dari Meulingge, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki selama satu jam.

”Indah sekali bangunan ini. Saya kagum sekaligus iri bagaimana orang Belanda bisa bangun gedung sekokoh ini,” kata Hotli. Dia mengarahkan kamera ke setiap sudut bangunan.

Hotli juga mengagumi keindahan pantai di Pulau Breuh. ”Pulo ini memiliki potensi wisata bahari, tetapi belum dikelola dengan baik,” kata Hotli.

Potensi wisata Pulo Aceh memang belum dikelola. Di kawasan itu tidak ada angkutan umum, rumah makan, dan penginapan. Hotli beruntung punya kenalan dan diizinkan menginap di rumahnya.

Namun, warga Pulo Aceh menyambut baik setiap wisatawan. Mereka tidak segan menyuguhkan ikan-ikan segar dan mengajak menyeruput kopi di tepi pantai sambil menunggu matahari tenggelam. (Zulkarnaini)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 September 2016, di halaman 23 dengan judul "Dari Puncak William’s Torren".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com