Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Sukses Thailand Gaet Wisman Terbanyak di Asia Tenggara

Kompas.com - 02/02/2017, 21:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Thailand berhasil mendatangkan dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Tren kunjungan wisman terlihat selalu meningkat di Negeri Gajah Putih tersebut.

Pada 2013, Thailand menerima kunjungan wisman sebesar 26,5 juta orang. Data itu  dikeluarkan oleh Pacific Asia Travel Association (PATA) lewat laporan "Asia Pacific Visitor Arrival Forecasts 2014-2018".

Tahun lalu, Thailand dikunjungi 32,58 juta wisman. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Kobkam Wattanavrangkul kepada KompasTravel di sela-sela penyelenggaraan Asean Tourism Forum 2017 di Singapura beberapa waktu lalu.

Dari data tersebut, terlihat lonjakan pertumbuhan wisman sebanyak enam juta orang. Lalu apa yang bisa dipelajari dari kesuksesan Thailand mendatangkan wisman?

BACA JUGA: Turis Asal Thailand Didominasi Anak Muda

Konselor Menteri Bidang Informasi dan Hubungan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok, Dodo Sudrajat mengatakan ada banyak hal yang bisa dipelajari Indonesia dari Thailand. Menurutnya, komitmen pemerintah mengembangkan pariwisata dan mengajak masyarakat berpartisipasi adalah beberapa kunci utama keberhasilan tersebut.

"Kalau ke sana (Thailand) itu banyak yang mau dilihat dan dialami. Mereka menciptakan banyak man made tourism," kata Dodo.

Menurutnya, saat ini Thailand tengah mendeklarasikan diri sebagai destinasi sport tourism. Dodo mengatakan Thailand banyak menyelenggarakan pertandingan drum band, sepak takraw, dan kompetisi olahraga lainnya tingkat Asia, minimal Asia Tenggara.

BACA JUGA: Untuk Orang Thailand, Candi Borobudur Itu Sangat Terkenal...

Komitmen pemerintah Thailand untuk branding positif juga dinilai berhasil. Menurutnya, Thailand berhasil mengubah citra wisata seks menjadi wisata keluarga.

"Sehingga orang mau belanja itu ya ke Thailand, menikmati sensasi makanan ya Thailand. Di sana industri makanan ya diolah betul, wellness dalam arti positif itu spa ya Thailand," jelasnya.

Paket-paket wisata yang melibatkan masyarakat, lanjut Dodo, banyak dilakukan di Thailand.

"Kalau ada kunjungan ke sawah, di situ dibuat produk misalnya bagaimana membajak sawah. Misalnya di tempat industri makanan, dia ada tempat membuat makanan. Turis bisa ikut membuat kue khas Thailand," tambahnya.

Konsistensi dalam menyelenggarakan festival juga menjadi kekuatan Thailand. Menurut Dodo, setiap daerah di Thailand punya produk yang ditawarkan dalam bentuk festival.

"Setiap village ada satu produk. Misalnya saya ke suatu desa di daerah Chiang Mai. Mereka setiap tahun adakan acara rutin festival payung. Payung itu memang produksi di daerah sana. Dibuat paket (wisata) kemudian dijual," ujarnya.

Festival maupun produk wisata di desa-desa Thailand juga menawarkan pengalaman untuk turis. Ia menyebut salah satu daerah bernama Bonsang yang menawarkan kegiatan untuk membuat payung.

"Misalnya di Bonsang, di sana ada bengkel payung. Ada pengalaman mulai dari pengolahan kertas dan bambunya. Turis mendapatkan pengalaman, bukan hanya membeli," tambah Dodo.

BACA JUGA: Mencontek Strategi Thailand Kembangkan Pariwisata

Untuk pengembangan destinasi, Thailand memiliki keunggulan dalam segi kelengkapan informasi wisata yang digarap secara serius. Akses antar obyek wisata, suvenir, dan informasi tentang obyek wisata adalah kekuatan pariwisata Thailand.

"Fasilitas pendukungnya, jalan menuju ke sana, atribut dan suvenirnya ditata dengan rapi. Ada informasi yang melatarbelakangi cerita. Ada informasi dalam bentuk relief dan lukisan. Ada dalam bahasa Inggris dan Thailand. Ada informasi pembuatannya, ada filosofinya. Turis itu mendengar, melihat, dan merasakan trg obyek wisata itu," katanya.

Menurutnya, pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata bisa mengakselerasi langkah seperti Thailand. Indonesia punya potensi festival atau obyek wisata yang menawarkan pengalaman untuk turis seperti di Solo dan Tasikmalaya.

Sinergi antar lembaga juga diharapkan bisa terjadi. Ia mencontohkan Kementerian Pariwisata bisa bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Karena promosi percuma kalau infrastrukturnya jelek," tukas Dodo.

Rapat Koordinasi Promosi Pariwisata Wilayah Asia Tenggara diikuti oleh perwakilan dinas pariwisata daerah, Kementerian Pariwisata, perwakilan Kedutaan Besar, dan Konsulat Jenderal Indonesia di wilayah Asia Tenggara. Rapat koordinasi berlangsung mulai tanggal 1-3 Februari 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com