JAKARTA, KOMPAS.com - Wedangan menjadi salah satu identitas yang lekat dengan Kota Surakarta atau Solo, Jawa Tengah. Bermodal tenda dan makanan sederhana, wedangan setia menghangatkan perut masyarakat Solo di malam hari.
Harga makanan yang murah meriah dipadu suasana Solo nan santai membuat rindu para pelanggan setia wedangan. Wedangan khas Solo sendiri punya beberapa rahasia yang hanya diketahui oleh penjual atau para pelanggan sejati.
BACA: Hanya Buka Dini Hari, Gudeg Ceker Solo Ini Cepat Ludes!
Seperti yang diceritakan Sutarno (50) penjaja wedangan di Jalan Birgjend Slamet Riyadi, Solo, sejak tahun 2000. Berikut lima rahasia yang dibeberkannya kepada KompasTravel, Sabtu (2/8/2017):
1. Teh mantap campuran tiga merek
Menurut Sutarno, wedangan di Solo umumnya memiliki rasa teh yang berbeda satu sama lain, tetapi semua tetap terasa mantap. Layaknya peraturan tak tertulis, menurut Sutarno para penjaja wedangan wajib memiliki kemampuan meracik teh.
"Biasanya wedangan pakai tiga merek teh, diracik sendiri. Saya dulu berlatih dulu meracik teh (sebelum jualan). Tehnya juga diseduh saat ada yang pesan, jadi segar," kata Sutarno.
BACA: Serunya Menikmati Hidangan Kuliner Malam di Solo
Oleh karena itu, ia mengungkapkan, biasanya teh di wedengan akan berbeda rasa dengan teh di rumah makan karena proses racik tersebut.
2. Harus menggunakan arang
Wedangan tradisional memiliki rahasia untuk menjaga rasa hidangan. Arang bakar adalah kuncinya. Selain untuk menjerang air, arang berguna untuk membakar jahe dan menghangatkan aneka makanan seperti sate. Jika arang diganti bahan bakar gas, menurut Sutarno, hal tersebut akan mempengarui rasa.
3. Memilih jahe khusus
Para penjaja wedangan biasanya juga pandai memilih jahe yang pedas untuk menghangatkan tubuh pelanggan di malam yang dingin.
"Pilih jahe yang kecil-kecil, jahe besar itu malah tidak pedas," kata Sutarno.