Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70.000 Turis Kemungkinan Batal ke Bali, Dispar Bentuk Crisis Center

Kompas.com - 04/10/2017, 13:02 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace mengatakan naiknya status Gunung Agung menjadi awas berdampak pada pariwisata Bali. Hal ini makin ditambah oleh adanya sejumlah travel advice beberapa negara kepada warga negaranya.

"Pasti ada dampaknya. Data terakhir 20 persen atau kisaran 70 ribu wisatawan berpotensi cancel (ke Bali)," kata Cok Ace, Selasa (3/10/2017) di Denpasar.

(BACA: Bila Gunung Agung Erupsi, Kota Denpasar Jadi Tempat Evakuasi Wisatawan)

Kemungkinan pembatalan dilakukan untuk rentang waktu bulan Oktober dan November tahun 2017. Menurutnya penurunan terjadi pada wisatawan dengan kategori MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Khususnya untuk kawasan Bandung.

Sedangkan untuk individu belum ada pembatalan signifikan. "Dampaknya akan mulai kita lihat minggu depan," ujarnya.

(BACA: Bandara Ngurah Rai Siap Antisipasi Bila Gunung Agung Erupsi)

Cok Ace memaparkan, pada bulan Oktober dan November bukanlah bulan high season. Rata-rata dalam kondisi normal tingkat hunian kamar di Bali antara 55-65 persen. Adanya kemungkinan pembatalan puluhan ribu wisatawan ke Bali diperkirakan tingkat hunian kamar berada pada kisaran 40 persen.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Bali, AA Gede Yuniartha Putra mengatakan pihaknya telah menyiapkan crisis center. Hal ini dilakukan untuk menangkis informasi keliru yang beredar tentang Gunung Agung.

Turis melihat sekitar kawasan yang dulunya merupakan jalur aliran lahar dari Gunung Agung di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (25/9/2017). Berdasarkan peta dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, kawasan tersebut merupakan salah satu zona berbahaya ketika erupsi Gunung Agung terjadi.  KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Turis melihat sekitar kawasan yang dulunya merupakan jalur aliran lahar dari Gunung Agung di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (25/9/2017). Berdasarkan peta dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, kawasan tersebut merupakan salah satu zona berbahaya ketika erupsi Gunung Agung terjadi.
"Cerita di luar sudah meletus, kejadian 1963 disamakan dengan kondisi sekarang," kata Yuniartha. Crisis center terdiri dari unsur pemerintah, organisasi kepariwisataan dan pelaku pariwisata.

Crisis center ini secara pro-aktif memberikan informasi ke agen-agen wisata dan pihak terkait mengenai kondisi sesungguhnya dari Gunung Agung. "Kita update berita real, tidak seperti berita hoax bikin kacau. Sudah ada tamu yang cancel atau menunda ke Bali," kata Yuniartha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com