Beda dengan hari raya Idul Fitri, menurut Wawan, pada hari raya Idul Adha order pembuatan dendeng dan abon bisa meningkat hingga 500 kilogram lebih. Karena, mereka yang berqurban sering menitipkan daging kepadanya untuk diolah menjadi dendeng atau abon.
"Saya hanya dapat ongkos produksinya saja, biasanya per satu kilogram daging biayanya bisa Rp 70 ribu untuk buat abon," katanya.
Pembuatan abon, menurut Wawan, tidak mudah. Untuk abon sapi, daging yang jadi pilihannya adalah daging kami bagian belakang. Sementara, untuk daging ayam yang diambil hanya daging dibagikan dada saja. Bahkan, untuk abon kalkun, dari 12 kilogram daging ayam kalkun utuh, hanya jadi abon paling banyak 1,25 kilogram.
"Dari satu kilogram daging paling jadi abon hanya setengahnya, kalau ayam kalkun utuh yang beratnya 12 kilo, yang bisa dijadikan abon dagingnya hanya 2,5 kilo, jadi abonnya paling 1,25 kilogram, makanya harganya bisa sampai Rp 500 ribu per kilo," katanya.
Wawan mengaku, salah satu kendala yang dihadapinya saat ini adalah ketersediaan bahan baku. Karena, untuk produksi 50 kilogram abon ayam saja, dirinya perlu hingga 100 kilogram daging dada ayam yang sulit didapat.
Meski demikian, Wawan mengaku dari hasil usaha meneruskan warisan keluarga ini, dirinya bisa menyekolahkan keempat anaknya hingga perguruan tinggi yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan olehnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.