Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Tegaskan Pendemo TN Komodo Bukan Warga Lokal

Kompas.com - 10/08/2018, 10:03 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem KLHK, Wiratno mengatakan pendemo Taman Nasional Komodo yang mempermasalahkan pembangunan sarana wisata, Senin (6/8/2018) bukan warga lokal.

“Yang demo itu bukan orang-orang kampung situ, itu warga Labuan Bajo, berdalih privatisasi taman nasional (Komodo), tidak ada sebenarnya (privatisasi) ini aset negara, terbuka untuk semua,” katanya saat Konfrensi Pers di Gedung Manggala Wanabhakti, KLHK, Jakarta, Kamis (9/8/2018).

Baca juga: Sempat Diprotes, Begini Tanggapan KLHK tentang Pembangunan Sarana Wisata di TN Komodo

Ia mengatakan masyarakat tiga desa yang ada di TN Komodo yaitu Desa Komodo di Pulau Komodo, Desa Papagarang, dan Desa Rinca di Pulau Rinca sudah sering bertemu pihak TN dan investor saat sosialisasi program.

“Kita rutin mengadakan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat lokal kawasan Komodo, mereka sudah mengerti,” jelasnya.

Sebelumnya telah terjadi demonstrasi di gedung DPRD, Kantor Bupati Mabar, dan Taman Nasional Komodo (BTNK) perihal pembangunan penginapan dan restoran di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar kawasan TN Komodo, NTT, Senin (6/8/2018).

Baca juga: Rencana Pembangunan Penginapan dan Restoran di TN Komodo Tuai Protes di Media Sosial

Imbas dari demo tersebut ialah pembangunan untuk sementara dihentikan. Namun Dirjen KSDAE Wiratno mengatakan bukan dihentikan, tetapi diverifikasi kembali data-data yang ada.

“Kita akan temukan semua pihak, dari pembangun, TN, masyarakat, sama penolak untuk memverifikasi data-data berkas yang ada sehingga informasinya jelas pada semua pihak,” tuturnya.

Pilihan tersebut dipilih menurut Wiratno karena seluruh prosedur telah berjalan dengan benar, baik perihal konservasi dan pemanfaatannya bagi masyarakat lokal.

Keindahan Pink Beach di Manggarai Barat di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Flores, NTT, Rabu (10/5/2017). Pantai berpasir merah muda merupakan salah satu obyek wisata unggulan di kawasan itu. KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Keindahan Pink Beach di Manggarai Barat di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Flores, NTT, Rabu (10/5/2017). Pantai berpasir merah muda merupakan salah satu obyek wisata unggulan di kawasan itu.
Pembangunan sarana pendukung wisata telah mendapatkan izin dari otoritas terkait yakni BTNK, meliputi penginapan dan restoran di tiga pulau tersebut.

Kasus ini juga sempat mencuat viral di media sosial setelah tersebarnya foto yang menggambarkan informasi "Areal Konstruksi Kegiatan Realisasi Pembangunan Sarana Wisata Alam PT Segara Komodo Lestari".

Pembangunan akan dilakukan oleh PT Segara Komodo Lestari di Pulau Rinca berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal nomor: 7/1/IUPSWA/PMDN/2015 tanggal 17 Desember 2015 tentang Pemberian Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam pada Zona Pemanfaatan Taman Nasional Komodo seluas 22,1 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com