Limbu Lea dan Amu merupakan sebuah muara yang tidak tembus ke laut di pesisir selatan dari Manggarai Timur.
Mama Karolina Ojo (90), istri dari almarhum Salesius Ngesa, dan Mama dari Donatus Jimung kepada Kompas.com di Zao Merjhe Suku Lowa, Minggu (28/10/2018) mengisahkan bahwa ahli waris menerima kisah lisan secara turun temurun tentang ritual Kebhu dengan menabur jagung halus di pinggir Limbu (kolam).
Konon dikisahkan bahwa sesungguhnya memakai jagung untuk menabur di kolam itu karena hidup ribuan ayam yang berubah menjadi ikan di kolam tersebut. Kisah mistis di balik peristiwa itu yang hanya diketahui oleh Mpubu Lea dan Amu sesuai petunjuk leluhur Suku Lowa di kawasan Nangarawa.
Ojo menjelaskan, tidak menggunakan bahan lain dalam menabur di pinggir muara itu dalam ritual Kebhu melainkan hanya jagung halus. Bahan-bahan untuk diritual diupacarai di Zao Merjhe Suku Lowa di Kampung Munting pada malam hari sebelum dilaksanakan ritual Kebhu keesokan harinya.
Semua bahan disiapkan termasuk masak ketupat jagung berjumlah empat buah. Bahan-bahan itu disimpan dalam Neol (keranjang tradisional) yang digendong oleh seorang perempuan yang sudah ditunjuk dalam ritual adat di Zao Merjhe Suku Lowa. Jadi dalam keranjang adat berisi jagung halus, ketupat jagung, Ndala (jala), ayam warna merah, sirih, kapur sirih dan pinang.
“Semua kisah ini dituturkan secara turun temurun kepada keturunan Suku Lowa di Kampung Munting, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Jika ada anggota keluarga yang melanggar warisan ini dalam ritual Kebhu maka akan mendapatkan bahaya dalam keluarga. Jadi semua anggota keturunan Suku Lowa harus taat dengan warisan leluhur Suku Lowa,” jelasnya.
Ritual Adat di Watu Nurung Ponange
Mama Ojo menjelaskan, rituat adat pertama dilakukan Zao Merhje (mbaru gendang) di Suku Lowa. Selanjutnya di Watu Nurung (batu sesajian berbentuk bulat) di bawah Ponange (pohon asam) yang tak jauh dari bibir pantai Nangarawa.
Semua kisah itu disaksikan langsung oleh Kompas.com bersama Ino Sengkang dan Stefanus Selasa bersama ratusan warga dari tujuh desa tetangga yang mengikuti ritual Kebhu, Minggu (28/10/2018).
Semua orang yang hadir dalam ritual Kebhu itu memadati Ponange untuk mengikuti ritual memberikan sesajian kepada leluhur, alam semesta dan Sang Pencipta Kehidupan di dunia ini. Ritual sangat terasa dengan penuh mistis.
Mama Ojo mengisahkan, ritual adat itu harus dilaksanakan di tempat itu karena sudah ditentukan oleh leluhur Suku Lowa.
Sebagaimana disaksikan oleh Ino Sengkang dan Stefanus Selasa bersama dengan Kompas.com, Minggu (28/10/2018), semua bahan dikeluarkan dari Neol (keranjang) yang dibawa seorang perempuan keturunan Suku Lowa yang sudah ditentukan.
Sirih, kapur sirih, pinang, ketupat jagung, ayam dan jagung halus dikeluarkan dan ditempatkan di sekitar Watu Nurung tersebut.