Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Watu Krus, Jejak Pertama Bangsa Portugis di Sikka Flores

Kompas.com - 21/06/2019, 09:06 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Ternyata bangsa Portugis pertama kali menginjakkan kakinya di pantai Selatan Maumere tepatnya di Desa Bola, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal itu ditandai dengan adanya Watu Krus (Batu Salib) yang berada tepat di Bola, Pantai Selatan Maumere. Hingga kini, Watu Krus itu masih berdiri kokoh meski selalu diterjang ombak.

Masyarakat Desa Bola pun menjaga dan merawat Watu Krus dengan baik. Watu Krus tersebut dipercaya merupakan jejak dan peninggalan suci dari Bangsa Portugis di tempat.

Sabtu (15/6/2019), saya bersama tiga rekan jurnalis memilih berwisata di Pantai Bola yang berada di bagian selatan kota Maumere.

Baca juga: Sejarah Logu Senhor, Tradisi Portugis yang Bersemayam di Sikka Flores

Tujuan kami ke arah selatan Maumere itu adalah hendak mengeksplor keindahan Pantai Bola dan Watu Krus jadi target utama.

Setelah melewati jalan yang berkelok-kelok di antara perbukitan, tibalah kami di bibir pantai Bola, tepatnya Kampung Bola, Desa Bola, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka itu.

Di bibir Pantai Bola kami langsung menyaksikan pesona Watu Krus (Batu Salib). Letaknya sekitar 100 meter dari bibir pinggir pantai. Batu itu berdiri kokoh di atas batu karang.

Baca juga: Oecusse, Tempat Mendarat Bangsa Portugis di Pulau Timor

Di sekitar Watu Krus itu tampak warga sedang asyik mencari ikan dan kerang di genangan air di pantai yang dipenuhi batu karang. Kami pun mengabadikan Watu Krus itu.

Setelah mengambil gambar, kami mendekati dua orang warga Bola yang tengah menikmati suasana siang di pinggir pantai. Kami berbincang tanya seputar keberadaan dan sejarah Watu Krus itu. Tetapi mereka mengaku kurang terlalu paham dengan sejarahnya.

Baca juga: Pelesir ke Kojadoi di Maumere, Pulau Mungil dengan Sejuta Pesona

Salah seorang tokoh muda Bola, Martinus pun berinisiatif memanggil tokoh sesepuh di Desa Bola yang paham sejarah Watu Krus itu. Ia adalah mama Maria Adolorata. Kebetulan juga, rumahnya tidak jauh dari pantai Bola.

Lima menit berselang, Martinus pun muncul bersama seorang ibu yang tak lain adalah Maria Adolorota. Kami menyalaminya sambil menyatakan maksud kunjungan ke Desa Bola. Maria juga menyalami dan menyapa kami dengan tegur sapa yang ramah penuh lembut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com