Menikmati Merapi tidak selalu harus dengan melihat wujudnya yang gagah secara langsung. Menikmati Merapi juga bisa dilakukan dengan mengunjungi jejak sejarah bagaimana ketika ia sedang marah.
Omahku Memoryku, merupakan sebuah rumah yang rusak akibat kemarahan Gunung Merapi 2010. Di tempat ini, pengunjung bisa melihat berbagai rupa benda-benda yang nyaris meleleh akibat panasnya muntahan gunung dengan ketinggian 2930 mdpl tersebut.
Baca juga: Omahku Memoryku, Penyimpan Memori Bencana Merapi 2010
Sama dengan Museum Omahku Memoryku, Museum Sisa Hartaku juga menyimpan beragam benda yang mengingatkan para pengunjung tentang keganasan Merapi. Lokasi museum yang digunakan juga merupakan bekas rumah akibat bencana Merapi.
Yang khas dari tempat ini adalah tulisan-tulisan yang dicoret di dinding, yang menggambarkan kesedihan sang pemilik rumah saat bencana Merapi membuat harta bendanya seolah tak bersisa.
Museum Gunung Api Merapi terletak di Desa Harjobinangun, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman
Bangunan museum ini unik, membentuk kerucut yang menggambarkan perpaduan arsitektur modern dan tradisional Yogyakarta. Pemandangan Gunung Merapi menjadi latar belakang museum yang diresmikan penggunaannya tahun 2009 itu.
Jika Merapi tidak tertutup kabut, menatap bangunan museum berlatar belakang Gunung Merapi sudah sangat menghibur.
Di dalam Museum Gunung Api Merapi, kamu bisa mempelajari evolusi kerak bumi, melihat gunung api aktif di Indonesia dan dunia, tipe letusan hingga bagaimana melakukan mitigasi jika terjadi letusan gunung.
Berbagai peralatan di pos pengamatan Gunung Merapi dari masa ke masa juga dipamerkan di museum ini.
Selain bisa memandangi Gunung Merapi yang tampak dari sisi utara, datang ke Taman Merapi Park pengunjung juga bisa melihat landmark berbagai negara, seperti adanya mini Menara Eiffel Paris serta kincir angina Belanda.
Di area taman juga terdapat resto berkonsep tradisional dengan saung-saung dan meja kursi kayu yang membuat suasana syahdu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.