Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Gajah Mungkur Surut, Makam Hingga Jembatan Lawas Muncul Kembali

Kompas.com - 10/09/2019, 08:00 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Dahulu, jalan yang ada di timur Pasar Wuryantoro termasuk jembatan itu merupakan jalur utama dari Wonogiri sampai Kecamatan Pracimantoro.

Setelah menjadi waduk, jalur utama tersebut digeser agak ke barat menjadi jalan utama yang saat ini biasa dilalui masyarakat dari Wonogiri menuju Kecamatan Pracimantoro, atau sebaliknya.

Peninggalan pun tidak sekadar infrastruktur jalan saja. Sebelah selatan dan utara jembatan merupakan tempat terbaik untuk menemukan sisa permukiman masa lalu.

Peninggalan sumur permukiman warga yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. (8/9/2019)KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Peninggalan sumur permukiman warga yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. (8/9/2019)

Beberapa peninggalan masa lalu seperti sumur hingga bekas fondasi dan tiang rumah masih bisa ditemukan hingga sekarang.

Reruntuhan itu berada di antara padang rumput hijau yang biasa muncul saat waduk surut.

Peninggalan lain selebihnya ada di tengah hamparan persawahan. Warga sekitar memang memanfaatkan lahan waduk yang surut untuk menanam padi.

Makam lawas yang kembali terlihat

Selain menemukan jalan lawas dan sisa reruntuhan permukiman masa lalu, KompasTravel juga menemukan satu lagi peninggalan masa lalu berupa makam.

Makam itu berada di sisi timur areal persawahan. Untuk mencapainya, kendaraan roda dua harus berjalan melalui jalan sempit di sekitar sawah.

Warga yang sedang berada di sawah pun akan memberi tahu jalan terbaik untuk mencapai areal makam.

Makam lawas yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. (8/9/2019)KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Makam lawas yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. (8/9/2019)

Sesampainya di areal makam, batu-batu nisan tampak berserakan. Beberapa di antaranya ada yang masih berdiri kokoh, ada pula batu nisan yang sudah hancur.

Meski demikian, dari batu-batu nisan itu masih bisa disimpulkan bahwa areal tersebut adalah pemakaman lawas yang terendam air waduk ketika puncak musim hujan.

Baca juga: Perjalanan Menembus Hutan dan Semak Menuju Air Terjun Muncar Wonogiri

Bahkan, ada beberapa batu nisan yang sampai saat ini tulisannya masih terbaca. KompasTravel menemukan satu nisan beruiskan tanggal kematian 26-8-1979.

Peninggalan jembatan kereta api di Kecamatan Nguntoronadi

Selain di Kecamatan Wuryantoro, peninggalan permukiman masa lalu juga tampak di kecamatan lain, salah satunya adalah Nguntoronadi yang ada di sisi timur Waduk Gajah Mungkur.

KompasTravel sebelumnya pernah melakukan penelusuran pada tanggal 29 September 2018 silam di Kecamatan Nguntoronadi. Hasilnya, memang ada beberapa peninggalan masa lalu berupa sumur dan fondasi rumah seperti di Kecamatan Wuryantoro.

Bekas jembatan kereta api di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri yang terlihat kembali saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau. (29/9/2019)KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bekas jembatan kereta api di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri yang terlihat kembali saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau. (29/9/2019)
Namun, ada satu penginggalan infrastruktur masa lalu yang turut terlihat di Kecamatan Nguntoronadi, yakni jembatan kereta api. Beberapa batu balas dan rambu yang berkarat pun turut terlihat di sekitar jembatan.

Memang dahulu ada jalur kereta api dari Kota Solo yang berakhir sampai Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Namun saat Waduk Gajah Mungkur dibangun, jalur terputus.

Kini jalur kereta api yang masih aktif hanya sampai Kota Wonogiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com