Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri KKP Targetkan Lahan Konservasi Laut Indonesia 33 Juta Hektar pada 2024

Kompas.com - 14/12/2019, 10:07 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, laut yang menjadi bagian dari kawasan Indonesia masih memiliki banyak potensi yang bisa dimaksimalkan.

“Kita belum mengetahui semua ceruk yang bisa dioptimalkan. Ini jadi prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sayangnya, yang dikelola langsung oleh kita baru 10 kawasan saja, jadi belum terintegrasi,” ujar Edhy kala menjadi pembicara dalam acara Gelar Wisata Bahari 2019, di Gedung KKP Mina Bahari 3, Kamis (12/12/2019).

Untuk memaksimalkan potensi laut Indonesia, Edhy menargetkan 33 juta hektar kawasan konservasi laut pada 2024 dari 22 juta hektar saat ini.

Hal ini disebutkan Edhy juga bertujuan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terbesar penyuplai oksigen di dunia.

Walau begitu, kondisi kawasan terumbu karang di perairan Indonesia banyak yang terdampak perubahan iklim. Banyak terumbu karang yang berubah warna memutih karena perubahan suhu laut.

Baca juga: Menjelajahi Indahnya Kehidupan Bawah Laut di Pulau Bintan

(ki-ka) Gubernur BI Perry Warjiyo dan Menteri KKP Edhy Prabowo usai menutup acara Gelar Wisata Bahari di KKP Jakarta, Kamis (12/12/2019).KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA (ki-ka) Gubernur BI Perry Warjiyo dan Menteri KKP Edhy Prabowo usai menutup acara Gelar Wisata Bahari di KKP Jakarta, Kamis (12/12/2019).

“Setidaknya ada 24 jenis terumbu karang yang tahan terhadap perubahan suhu laut. Ada di Wakatobi, Raja Ampat. Semoga saja bisa dikembangbiakkan dan ditransplantasi ke daerah lain,” pungkas Edhy.

Hal serupa diungkapkan oleh Executive Director Biorock Indonesia P Tasya Karissa. Menurut dia, masalah yang saat ini mengancam adalah tidak adanya restorasi kawasan perairan yang berkelanjutan.

“Tidak ada sustainable marine restoration. Makanya, kami dari Biorock juga sudah berusaha dengan merawat dan membudidayakan terumbu karang. Berkolaborasi dengan banyak pihak, pemerintah, komunitas lokal, perusahaan. Di Pejarakan (Bali) contohnya, dalam tiga tahun budidaya terumbu karang kita sudah berhasil,” ujar Tasya.

Baca juga: Program Pelestarian Lingkungan Jadi Daya Pikat Festival Bunaken 2019

Berkaitan dengan hal ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, salah satu cara untuk menjaga laut Indonesia dari sektor pariwisata adalah dengan tidak menjadikannya destinasi wisata massal.

Menurut Perry, wisata massal akan menjadikan destinasi wisata tersebut cepat rusak. Ia pun mengaitkannya pada kerusakan terumbu karang di Bunaken, Sulawesi Utara, karena maraknya kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut beberapa tahun belakangan.

“Tolong wisata baharinya jangan wisata bahari massal. Dengan begitu, risiko kerusakan akan lebih kecil,” tutup Perry. 

Kawasan konservasi laut di Indonesia saat ini memiliki luas sekitar 22 juta hektar. Di dalamnya, terdapat sekitar 195 kawasan budi daya yang jadi perhatian pemerintah.

Baca juga: Unik, Terumbu Karang Bentuk Lotus Sampai Sepeda Ada di Buleleng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com