JAKARTA, KOMPAS.com – Industri pariwisata jadi salah satu sektor paling terdampak dari adanya pandemi corona.
Banyak bisnis yang terancam tutup akibat adanya pembatasan perjalanan dan pemberlakuan lockdown di banyak negara di dunia.
Namun menurut Founder dan Chairman MarkPlus Tourism Hermawan Kartajaya, periode ini justru jadi momen yang tepat bagi pelaku pariwisata untuk bisa memperkuat diri.
“Ada aspek negatif dan aspek positif. Ini waktunya menyalip, jangan menunggu krisis ini selesai dan ubah ini jadi keuntungan,” ujar Hermawan dalam sesi webinar bertajuk COVID-19 Crisis in Tourism: Threat and Opportunity yang digelar oleh MarkPlus Tourism pada Senin (6/4/2020).
Ia mengungkapkan ada dua hal yang dapat dilakukan pelaku bisnis pariwisata di masa pandemi corona, yaitu surviving (bertahan) dan preparing (bersiap).
Baca juga: 1.266 Hotel Tutup karena Corona, Ini Usulan Asosiasi untuk Pemerintah
“Preparing dan surviving ini sama-sama dilakukan di kuartal kedua (tahun 2020). Preparing caranya, cashflow diperhatikan, jangan sampai makan aset inti, lalu jangan membuang hal yang tidak ada additional vallue-nya,” sambung dia.
Periode preparing atau mempersiapkan ini berlangsung di kuartal kedua hingga kuartal ketiga nanti.
Hermawan lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam proses surviving dan servicing, ada empat hal yang harus diperhatikan yang berhubungan dengan aspek konsumen dan aspek produk.
Empat hal tersebut terdiri dari aspek responsiveness (cepat tanggap), empathy (empati), price (harga) dan promotion (promosi).
"Orang-orang pasti punya anxiety (panik/takut) mereka ingin direspon. Orang yang minta pembatalan, itu harus cepat ditangani. Bisnis harus responsif,” jelas Hermawan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.