Dua hari berselang, yaitu tanggal 15 Mei 2020, semua penumpang akhirnya melakukan swab test yang disediakan petugas di asrama haji. Setelah itu, mereka wajib menunggu hingga hasil swab test tersebut keluar.
Terkait masalah karantina, Soraya pun menyoroti adanya ketidakjelasan peraturan karantina bagi anak dan bayi.
Menurutnya, dalam protokol kesehatan tertulis, anak yang disebut anak dalam pemantauan direkomendasikan isolasi mandiri di rumah.
"Bahkan anak yang statusnya positif (anak tanpa gejala atau dengan gejala ringan). Makanya saya perjuangkan dari awal. Karantina untuk anak dan bayi," kata Soraya.
"Saya sampai kasih opsi agar anak-anak saya dijemput keluarga untuk karantina mandiri di rumah, biar saya dan suami saja yang karantina di asrama haji, tetap tidak bisa," tambahnya.
Soraya mengaku telah menyampaikan opsi tersebut kepada dokter jaga di asrama, namun petugas di lapangan tak bisa memberikan keputusan terkait masalah kepulangan WNI.
Menurut info yang didapat Soraya, masalah kepulangan WNI ini dikendalikan oleh pemerintah pusat dalam arti Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Kendati kini sudah pulang kembali ke rumah karena hasil swab test negatif, Soraya tetap mengusulkan adanya beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah dalam hal penanganan pemulangan WNI.
Ia menyoroti soal sosialisasi yang tidak dilakukan sebelum protokol kesehatan pemulangan WNI itu berlaku.
"Enggak ada sosialisasi. Andai ada sosialisasi, kita bisa ada persiapan," ujarnya.
Untuk itu, ia mengusulkan agar pemerintah perlu memberikan sosialisasi jauh-jauh hari sebelumnya ketika WNI hendak pulang ke Indonesia.
Sosialisasi itu bisa dilakukan kepada pihak maskapai dan KJRI yang mana mereka dapat memberi info kepada WNI.
"Sosialisasinya mungkin pemerintah bisa bekerjasama dengan pihak maskapai untuk mengingatkan calon penumpang membawa hasil tes PCR negatif dari negara asal yang masa berlakunya maksimal tujuh hari sebelum flight," tutur Soraya.
Kemudian soal komunikasi pada saat WNI dikarantina di asrama haji. Ia mengatakan kurang mendapat informasi atau komunikasi selama dikarantina.
Kata dia, tak ada semacam person in charge (PIC) atau juru bicara yang bisa dihubungi untuk berkomunikasi.