Sementara itu, Uni Eropa (UE) telah menyatakan agar seluruh dunia dapat mengikuti aturan protokol kesehatan dan keselamatan tersebut.
Lanjut Zurab, dukungan tersebut dilakukan secara bertahap dengan pencabutan pembatasan perjalanan, pertama di dalam negara dan kemudian melintasi perbatasan internasional.
Hal ini diprediksi dapat memungkinkan banyak manfaat sosial dan ekonomi yang dibawa oleh pariwisata sendiri.
"Tidak hanya di Eropa tetapi di seluruh dunia," kata Zurab.
"Tanpa sektor pariwisata yang kuat dan vital, jutaan pekerjaan dan usaha kecil berisiko," tambahnya.
Baca juga: Punya Protokol New Normal, Turki Percaya Diri Buka Pariwisata pada Mei 2020
Oleh karena itu, UNWTO meyakini pariwisata mampu membuat dunia bergerak kembali dengan cara aman melalui protokol New Normal.
Namun hal tersebut tergantung pada kapan dan di mana pembatasan perjalanan dicabut.
Sebab, jika tidak UNWTO memprediksi akan adanya penurunan jumlah wisatawan internasional mencapai 60-80 persen tahun ini.
"Penurunan pariwisata global telah mempengaruhi perekonomian nasional, mata pencaharian masyarakat, dan upaya kami untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," jelas Zurab.
Baca juga: Jokowi Prediksi Solo Traveling Jadi Tren Pariwisata, Ini Kata Asita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.