Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Prediksi Perubahan Bisnis Kuliner di Era New Normal

Kompas.com - 31/05/2020, 07:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona berdampak ke segala sektor termasuk bisnis makanan dan minuman. Restoran dan kafe tidak melayani dine-in atau makan langsung untuk mencegah penyebaran virus.

Untuk mengantisipasinya, banyak restoran dan kafe yang kini menerapkan konsep pesan antar makanan, take away, hingga drive thru.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengemukakan beberapa cara agar para pelaku bisnis khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) makanan dan minuman dapat bertahan di tengah pandemi.

Baca juga: Tak Ada Wisatawan, Bagaimana Nasib UMKM Pariwisata dan Pusat Oleh-Oleh Yogyakarta?

"Bagaimana kita memasarkan produk ini terjadi perubahan, meng-handling makanan terjadi perubahan, semua harus mengikuti protokol kesehatan," ujar Adhi dalam telekonferensi Krista Exhibitions bertajuk Recovery of the Food & Beverage Industry After Covid-19, Rabu (20/5/2020).

Lebih jelasnya, terdapat empat perubahan yang perlu diantisipasi dengan adanya perubahan pola kehidupan dan bisnis makanan dan minuman.

Pertama, Adhi mengungkapkan soal shifting in sales channels atau pergeseran saluran penjualan. Menurutnya, saluran penjualan makanan kini semuanya harus mengikuti protokol kesehatan Covid-19.

"Saya beberapa kali order makanan dari warung-warung dan mereka ternyata juga mengikuti protokol, mereka mengikat kemasan atau bungkus makanannya dengan plastik dan mengikatnya dengan cable ties," ungkapnya.

Ilustrasi UMKM makanan dan minumanDokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Ilustrasi UMKM makanan dan minuman

Hal tersebut mengartikan bahwa beberapa UMKM makanan dan minuman sudah siap untuk menyambut New Normal yang mengutamakan kebersihan dan kesehatan.

Kedua, shifting the mindset of earning income and spending. Menurut Adhi, dalam mencari pendapatan dan pengeluaran pun pelaku bisnis perlu berubah.

Ia mencontohkan bahwa pelaku bisnis perlu mengetahui setiap kelas sosial yang memiliki karakter berbeda, akan dipengaruhi oleh Covid-19. Hal inilah yang akan menimbulkan perubahan dalam gaya hidup setiap konsumen.

"Orang tidak mikir beli yang mewah, mahal, tapi lebih mikir bagaimana kehidupannya dengan membeli makanan yang lebih bergizi dan lain sebagainya," contohnya.

Ketiga, shifting in the mindset of food safety and resource. Kata dia, orang akan cenderung memperhatikan bagaimana kebersihan makanan dan keamanan dari produk yang akan dibelinya.

Baca juga: Gibran Rakabuming Prediksi Industri Makanan Kembali Normal Dua Bulan Lagi

"Mereka akan lebih ingin mengetahui dari mana asal makanan, sehat atau tidak, nutrisinya, dan lainnya," tutur Adhi.

Keempat, berkaitan dengan shifting in brand loyalty. Pada perubahan ini, orang cenderung tidak melihat merek atau brand dari produk makanan minuman.

Menurut Deden, brand akan menempati posisi kedua atau ketiga dalam hal yang dicari konsumen.

"Karena sekarang, konsumen lebih memikirkan ketersediaan. Begitu mereka membeli barang tidak tersedia, mereka tidak mikir merek apa, langsung mencari yang ada saja. Tapi mereka juga akan memikirkan safety, kalau tidak safety, mereka tidak akan membeli," jelasnya.

Hal tersebut, ungkap Deden, akan menjadi tantangan tersendiri bagi brand yang sudah memiliki nama. Namun di sisi lain akan menjadi peluang bagi new comer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com