Pendakian virtual diawali dari Pos Sembalu
Sebelum melakukan pendakian, peserta tur diajak sarapan dulu di penginapan. Setelah sarapan, kami langsung memulai pendakian yang diawali di titik pendakian, pos Taman Nasional Gunung Rinjani.
Jika mendaki langsung, pos tersebut menjadi titik awal bagi pendaki untuk registrasi, dicek kesehatannya, dan mendapatkan tiket pendakian.
Pos Satu
Setelah berjalan menyusuri perkampungan, hutan tertutup, dan lembah, hingga sampai pada pos satu. Jika pendakian langsung, butuh waktu sekitar 2 jam hingga sampai di pos satu pendakian.
Namun dengan virtual pendakian hanya ditempuh dalam waktu dua hingga lima menit saja.
Pos Dua
Melewati savana, kami diajak mendaki dengan berjalan santai. Kendati virtual, Rahman menjelaskan secara detail informasi pendakian seperti denah trek pendakian, hingga kondisi jalan.
Baca juga: 6 Fakta Gunung Rinjani yang Mungkin Belum Kamu Tahu
Pos dua ini waktu tempuhnya jika mendaki langsung, hanya sekitar 30 menit dari pos satu.
Pos dua kondisi trek pendakian mulai terjal, dan akan melewati bukit serta lembah.
"Menjelang pos tiga itu akan semakin terjal," jelas Rahman.
Sekadar informasi dari Rahman, dari pos satu ke pos dua pendakian Gunung Rinjani, sudah ada jasa sewa ojek motor.
"Ada pangkalan ojek di sana. Kalau naik ojek biayanya Rp 50.000 sampai pos dua saja," tambahnya.
Fasilitas yang ada di pos dua terbilang lengkap, karena banyak semacam saung, dan pos petugas. Pos dua juga memiliki sumber air yang dapat menjadi pasokan bagi pendaki.
Pos Tiga
Perjalanan pendakian dari pos dua ke pos tiga dijelaskan Rahman menjadi perjalanan yang paling melelahkan. Hal ini karena treknya yang sangat terjal bahkan membuat pendaki menyesal.
Oleh sebab itu, ada pula disebut Bukit Penyesalan atau Bukit Penyiksaan.
Setelah melalui trek terjal, tibalah kami di Pos Tiga. Pos ini menjadi tempat istirahat kami untuk makan siang.
Camp Pelawangan Sembalun
Setelah seharian mendaki, kami beristirahat di Camp Pelawangan Sembalun. Seperti pendaki sungguhan, kami akan mendirikan tenda dan bermalam di sini.
Butuh istirahat yang cukup agar dapat melakukan summit pukul 02.00 dini hari.
"Persiapkan makanan minuman, headlamp, kamera dan lainnya untuk summit," kata Rahman kepada para pendaki virtual untuk persiapan summit.
Puncak Rinjani
Bangun pukul 02.00 dinihari, kami langsung diajak untuk melakukan summit atau pendakian menuju puncak. Kami melihat tampilan visualisasi selama pendakian hingga ke puncak gunung Rinjani.
Jalanan terjal berpasir kami lalui, dan tibalah kami di puncak gunung berketinggian 3.726 mdpl ini.
Sampai di puncak, kami pun melakukan selebrasi dengan pemutaran video diiringi lagu Indonesia Raya.
Puncak gunung Rinjani sendiri memang dikenal sering sebagai tempat bagi pendaki untuk merayakan hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus.
Kami pun mengambil gambar pemandangan di puncak dengan cara tangkapan layar laptop masing-masing.
Lihat pemandangan Danau Segara Anak
Kendati dalam itinerary wisata virtual tak ada acara ke Danau Segara Anak yang merupakan danau kawah Gunung Rinjani, kami tetap diberikan visualisasi pemandangan danau di ketinggian 2.008 mdpl itu.
Danau ini biasa dijadikan tempat bersantai para pendaki Gunung Rinjani. Pendaki bisa memancing, dan melakukan aktivitas santai lainnya.
Makan Malam Sate Rembiga
Setelah selesai pendakian, kami pun turun kembali ke kota Mataram, dan menikmati makan malam Sate Rembiga.
Sate ini merupakan makanan khas Lombok, dengan bumbu pedas manisnya yang juara.
Biasanya, ketika makan sate ini akan ditemani dengan menu lain yaitu semangkuk sop bebalung yang juga terbuat dari balung atau tulang belulang sapi NTB.