KOMPAS.com - Keputusan penundaan pembukaan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali menimbulkan dampak besar bagi industri pariwisata di Bali.
Meski terkesan menerima keputusan tersebut, nyatanya penundaan itu makin membuat industri pariwisata Bali menangis. Industri perhotelan jadi salah satu yang paling merasakan dampaknya.
Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali I Made Ramia Adnyana mengatakan, industri pariwisata sudah hampir 6 bulan bertahan dengan sekuat tenaga sejak pandemi Covid-19 mewabah dan menghentikan aktivitas pariwisata.
Baca juga: Wisman Gagal ke Bali, Pulau Dewata Fokus Sambut Wisatawan Nusantara
"Ditambah dengan tambahan 4 atau 5 bulan lagi, kami tidak yakin bagaimana industri pariwisata Bali mampu bertahan sampai awal tahun 2021," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/8/2020).
Made melanjutkan, penundaan pembukaan wisman di Bali bukanlah suatu hal yang mudah untuk dihadapi.
Tak cukup hanya wisatawan lokal
Adapun pembukaan pariwisata untuk wisatawan lokal maupun wisatawan nusantara sendiri dirasa belum mencukupi kehidupan industri pariwisata di Bali.
"Walau pemerintah telah membuka pariwisata untuk masyarakat lokal per tanggal 9 Juli dan dilanjutkan dengan wisatawan domestik per 31 Juli, belum berdampak secara signifikan terhadap peningkatan okupansi hotel-hotel di Bali," ujar Made.
Ia pun mengungkap rincian kedatangan pengunjung atau wisatawan nusantara ke Bali pada akhir pekan Minggu lalu.
"Kami mencatat total kedatangan sepanjang weekend Minggu lalu sekitar 4.900 pengunjung ke Bali," ujar Made.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.