Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Etu, Tinju Adat yang Justru Mengakrabkan di Nagekeo, NTT

Kompas.com - 01/09/2020, 17:05 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Pada hari bertarung tiba, wisatawan akan melihat para petarung terbaik mewakili masing-masing desa.

Baca juga: Tarian Kolosal Sedamane Meriahkan Festival Literasi Nagekeo

Bukan sekadar bertinju, Etu hanya menggunakan satu tangan yang dibalut sarung tinju dari sabut kelapa

Jika kamu berpikir Tinju Etu sama seperti tinju pada umumnya, kamu akan dikejutkan ketika melihat pemandangan yang berbeda.

Tinju Etu memang tak seperti tinju pada umumnya. Para petarungnya hanya boleh menggunakan satu tangan yang dibalut sarung tinju terbuat dari sabut kelapa atau dalam bahasa setempat disebut Keppo atau Wholet.

Sarung tangan itu dililitkan ke tangan petarung. Tangan satunya tak dilindungi sarung tinju dan hanya boleh digunakan untuk menangkis serangan.

Tak ada batasan waktu, dan tetap ada wasit

Meski ada beberapa hal yang berbeda seperti tinju pada umumnya, Tinju Etu tetap menggunakan wasit, bahkan lebih dari satu.

Ada tiga wasit yang disebut seka dalam pertarungan. Para wasit itu dibantu 2 sike atau orang yang bertugas untuk mengendalikan petinju dengan cara memegang ujung bagian belakang sarung yang mereka kenakan.

Baca juga: Tradisi Etu, Uniknya Tinju Adat Pionir Pariwisata Nagekeo

Selain itu, wisatawan juga bisa melihat adanya petugas lain yaitu pai etu. Fungsinya adalah untuk mencari para petarung yang siap bertanding di partai berikutnya.

Ada pula mandor adat yang bertugas mengawasi penonton agar tak masuk ke arena pertarungan.

Tinju Etu juga bisa dilakukan oleh anak-anak atau biasa disebut etu coo. Etu coo biasa dimainkan pada hari pertama sedangkan etu meeze atau dewasa dilakukan pada hari berikutnya.

Pertarungan ini juga tidak dikenakan batas waktu.

Kampung adat Wulu merupakan pindahan dari Kampung adat Wulu Nua Puu, Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Rabu (27/2/2019) sebagai pusat tradisi Etu atau tinju adat di Kabupaten Nagekeo dan Ngada.  KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Kampung adat Wulu merupakan pindahan dari Kampung adat Wulu Nua Puu, Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Rabu (27/2/2019) sebagai pusat tradisi Etu atau tinju adat di Kabupaten Nagekeo dan Ngada.

Akhir pertandingan, petinju berpelukan

Ada yang menarik dalam atraksi Tinju Etu ini. Para petarung di akhir pertandingan saling berpelukan dan melambaikan tangan kepada penonton.

Hal itu yang melambangkan sikap atau simbol perdamaian, persaudaraan, dan persatuan. Selain itu, juga karena motif atau latar belakang penyelenggaraan tinju adat ini adalah murni bagian adat untuk mempersatukan masyarakat.

Selain bisa menonton tinju adat, para wisatawan juga bisa menyaksikan bagaimana para perempuan mengambil peran sebagai penyemangat petarung melalui lagu daerah yang mereka nyanyikan.

Baca juga: Indahnya Timor Tengah Selatan di NTT, Ini 5 Wisata Rekomendasi

Wisatawan juga bisa menikmati pertunjukan seni musik dan tari dari beragam sanggar seni tradisional Nagekeo pada malam sebelumnya.

Wisatawan bisa juga mendengarkan lantunan musik toda gu, yang merupakan musik khas daerah Nagekeo berupa alat terbuat dari bambu dan dimainkan secara bersamaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com