Rumah Batik Lumintu
Sama dengan Renny, pemilik Rumah Batik Lumintu Ekawatiningsih juga masih menerapkan teknik membatik tradisional.
Salah satunya adalah wedelan dalam menciptakan warna biru. Cara pewarnaan dengan wedelan adalah kain dimasukkan ke dalam bak kayu atau semen.
“Kain yang akan diwarnai dilipat atau dibagi jadi dua bagian tergantung ukuran bak. Direndam setengah jam, dikeluarkan dari bak. Nanti akan terlihat warna hijau kekuningan,” ungkap Ekawatiningsih dalam kesempatan yang sama.
Selama proses wedelan, kain direndam dengan beberapa zat tertentu untuk menghasilkan biru yang Ekawatiningsih katakan sebagai “biru yang berhasil” atau “biru berlian”.
Ekawatiningsih mengatakan, biru wedelan merupakan salah satu unsur warna yang digunakan untuk batik tiga negeri atau batik klasik lain seperti kendoro kendiri.
Rumah BatiK Kidang
Pemilik Rumah Batik Kidang Mas Rudi Siswanto yang sudah ada sejak enam generasi sebelumnya pun menuturkan hal yang sama.
Hingga saat ini, proses pembuatan batik tiga negeri masih menggunakan teknik tradisional.
“Ada batik warna alam. Komposisinya biru pakai daun Indigofera, cokelat dari kayu-kayuan. Kayu mahoni, teger, dan jambal,” tutur Rudi dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: Mengapa Liburan ke Lasem? Ini Alasan dan Panduan Wisatanya
“Batik dengan warna alam sedang dikembangkan karena dari pemerintah daerah setempat menganjurkan untuk membuat batik dengan pewarnaan alam. Warna alam lebih halus,” imbuhnya.
Rudi mengatakan, batik yang menggunakan bahan-bahan alami untuk pewarnaan sudah mulai menarik minat masyarakat lantaran warna yang diberikan terlihat berbeda dan tidak terlalu pekat bak batik klasik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.