Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Menye, Danau Laut Tawar di Aceh Tengah

Kompas.com - 30/10/2020, 12:16 WIB
Masriadi ,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

ACEH TENGAH, KOMPAS.com – Dua mobil pribadi menepi di pinggir jalan mulus Desa Lenong Bulan Dua, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (28/7/2020).

Di sisi kanan berdiri bangunan berkontruksi kayu berwarna coklat.

Di depan bangunan itu dibangun berbentuk melengkung seperti perahu menjorok ke Danau Laut Tawar, sebagian menyebutnya Danau Lut Tawar. Namanya Pantai Menye.

Menye merupakan salah satu pantai paling populer di dataran tinggi Gayo. Oleh karena itu, tidak lengkap ke Aceh Tengah, jika belum berfoto di destinasi yang instagramable ini. 

Baca juga: Danau Laut Tawar di Aceh Tengah, Wisata Sambil Naik Speed Boat

Semilir angin sejuk khas dataran tinggi menyambut pengunjung. Menariknya, ini satu-satunya destinasi wisata danau yang memiliki bagian pinggir dangkal. Sehingga bisa digunakan untuk berenang anak-anak.

Untuk menuju destinasi itu, butuh waktu sekitar 50 menit dari Kota Takengon, Aceh Tengah. Jika bingung, maka bertanya saja pada masyarakat di pusat kota.

Dari kota, pilihlah jalur ke kanan. Ikuti jalan itu menuju arah Kecamatan Bintang.

Sepanjang jalan mendaki dan menurun. Harus membawa kendaraan dengan kecepatan sedang. Pasalnya, di sisi kiri-kanan kerap ada tikungan patah.

Namun, jangan khawatir, jalanan aspal nan mulus. Jika pun ada lubang, sudah ditambal oleh pemerintah setempat.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Alam di Aceh, Cocok untuk Libur Akhir Pekan

Pantai Munye, di Desa Lenong Bulan Dua, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (28/7/2020). KOMPAS.com/MASRIADI Pantai Munye, di Desa Lenong Bulan Dua, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (28/7/2020).
Tempat wisata di Aceh Tengah ini dibangun pemerintah setempat, namun pengelolaannya diserahkan ke Kelompok Sadar Wisata (KSW) di desa itu.

Siang itu, seorang penjaga berada di pintu masuk. Wen Hamdani, menerima biaya masuk per orang Rp 5.000. Dengan senyum ramah dia menyambut kedatangan wisatawan.

"Ini baru buka dua bulan terakhir. Diresmikan awal 2020, bulan Maret 2020 mulai pandemi corona, lalu ditutup. Ini kita belum normal benar juga, kafe belum dibuka. Dulu, bagian lantai dua bangunan ini kafe,” kata Hamdani.

Baca juga: Nongkrong Sore di Banda Aceh, Abraj Rooftop Lounge yang Instagramable

Namun untuk anak-anak, biaya gratis. Tidak dikenakan biaya masuk. Ornamen utama digantung yaitu jangkar ikan.

Jangkar ini biasa digunakan masyarakat lokal untuk menangkap ikan depik di Danau Laut Tawar.

Lengkungan perahu itu pun didisain mirip Kerawang Gayo, pakaian lokal masyarakat di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com