KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengungkapkan bahwa pada 2019 terdapat 6-7 juta wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
“Ini ada kesempatan yang sebenarnya belum diulik. Mereka menghabiskan miliaran dolar di luar negeri,” katanya dalam konferensi pers virtual Penandatanganan Nota Kesepahaman PHRI dan AirAsia, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: Virus Corona, Jumlah Wisatawan Outbound Diprediksi Turun 80 Persen
Wishnutama menuturkan, rata-rata pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan yang bepergian ke luar negeri (outbound) tersebut berada di Penang, Singapura, Amerika, dan Eropa.
Menurutnya, ditutupnya perbatasan negara merupakan peluang dan tantangan bagi industri pariwisata dan penerbangan untuk menarik pasar tersebut agar jalan-jalan di Indonesia.
“Jangan putus asa. Mereka buying power-nya luar biasa. Mari sama-sama cari jalan agar potensi ini ditarik ke Indonesia,” tutur Wishnutama.
Perbanyak penerbangan langsung ke Indonesia
Selain mengincar wisatawan outbound, Wishnutama juga mengimbau agar strategi industri aviasi ke depannya adalah inbound atau wisatawan yang liburan ke dalam negeri.
“Mau mengingatkan agar strategi aviasi kita bukannya outbound tapi inbound. Maaf saja. Kalau saya lihat, maskapai penerbangan bahkan (maskapai penerbangan) nasional motivasinya outbound,” tegasnya.
Baca juga: Turki dan Arab Saudi Diprediksi Jadi Destinasi Outbound Warga Indonesia
“Bawa uang Indonesia ke luar negeri. Padahal aviasi itu adalah kendaraan devisa untuk masuk ke Indonesia,” lanjut Wishnutama.
Sebagai contoh, dia menyebutkan bagaimana strategi inbound diterapkan oleh beberapa maskapai penerbangan seperti Emirates, Thai Airways, dan Singapore Airlines.
Menurutnya, industri penerbangan Indonesia harus mencari potensi wisatawan dari sejumlah negara untuk dibawa ke Indonesia dan bukan mencari orang Indonesia ingin ke negara mana.
Baca juga: Benarkah Wisatawan yang Liburan ke Jabar Wajib Rapid Test Antigen?
“Saya ambil contoh Thai Airways ada 12 penerbangan langsung ke Eropa tahun lalu. Indonesia cuma satu. Gimana kita enggak kalah sama Thailand pariwisatanya?” jelas Wishnutama.
Sebagai penutup, dia mengungkapkan bahwa pihaknya sempat meminta salah satu maskapai penerbangan untuk menambah penerbangan langsung dari Australia ke Indonesia tahun lalu.
Adapun, beberapa kota yang diincar adalah Melbourne dan Sidney. Kendati demikian, hingga saat ini hal tersebut terlaksana karena Indonesia dilanda pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.