Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/03/2021, 12:31 WIB

KOMPAS.com – Setahun lamanya pandemi Covid-19 menghantam industri pariwisata Indonesia menjadi babak belur.

Hampir seluruh pelaku pariwisata di destinasi-destinasi wisata Indonesia harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan dan mendapat pemasukan untuk kehidupan sehari-hari.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah Lendek Jayadi mengatakan, okupansi hotel di sana masih memprihatinkan.

Baca juga: Dinamika Alam Pantai Seger Lombok Tengah

“Rata-rata okupansi sangat fluktuatif. Angka okupansi rata-rata kecil. Kasihan hotel kita, hampir tutup semua walau beberapa masih ada yang buka,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (18/3/2021).

Lendek mengatakan, beberapa hotel yang masih beroperasi terbantu lantaran adanya kegiatan pertemuan dari pemerintah pusat atau kegiatan rapat koordinasi (rakor).

Adanya kegiatan tersebut mampu membuat hotel-hotel ramai, meski tingkat okupansi masih belum kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.

“Kalau ada kegiatan-kegiatan, hotel ramai. Kegiatan yang betul-betul orang datang ke hotel. Kalau orang di sini (wisatawan lokal), tidak mungkin menginap,” ujar Lendek.

Baca juga: Ribuan Warga Berebut Nyale di Lombok Tengah

Meski begitu, beberapa hotel juga masih terbantu oleh pergerakan wisatawan dari luar Lombok Tengah dan dari luar pulau yang berwisata ke sana, walau tidak seramai sebelum pandemi.

Menurut dia, hal tersebut karena adanya syarat perjalanan orang seperti rapid antibodi/antigen atau swab PCR.

Tempat wisata bernama Tereng Kuning di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah)dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah Tempat wisata bernama Tereng Kuning di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah)

“Sekarang sudah ada pergerakan wisatawan nusantara (wisnus), tapi belum kembali seperti dulu. Adanya rapid tes dan swab (bikin) ada penurunan. Bikin orang jadi males bepergian,” katanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+