Danau Gunung Tujuh Kerinci menyimpan keindahan yang memanjakan mata. Kesunyian suasana dan keindahan kabut tipis di permukaan airnya begitu menghipnotis, memberikan kenyamanan dan keindahan yang tiada duanya.
Jika berkunjung ke Danau Gunung Tujuh, wisatawan bisa menyewa sampan nelayan dan mendayung menjelajahi luasnya danau.
Baca juga: Jalur Pendakian Baru Gunung Kerinci Dicek
Dengan ketinggian hampir 2 kilometer di atas permukaan laut itu, bisa dibayangkan dinginnya air Danau Gunung Tujuh pada pagi hari. Namun, berendam di Danau Gunung Tujuh dengan air yang sangat dingin menjadi sensasi yang tak akan ditemukan di tempat lain.
Jika ingin berkunjung ke Danau Gunung Tujuh, pengunjung harus menyiapkan diri untuk pendakian. Pendakian dimulai dari gerbang pos Taman Nasional Kerinci Seblat sampai Danau Gunung Tujuh memerlukan waktu dua sampai tiga jam.
Air terjun ini terletak di Kanagarian Limau Gadang Lumpo, Kec. IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Secara pengelolaan, tempat ini termasuk dalam Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Painan, Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Sumbar, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat.
Melansir dari ksdae.menlhk.go.id, akses terdekat dari Kota Padang menuju lokasi dapat ditempuh dengan jarak 75 km. Perjalanan dari ujung kampung menuju lokasi air terjun dapat dilakukan dengan berjalan kaki menelusuri jalan setapak dan menanjak dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam dengan jalan santai.
Sepanjang perjalanan kita akan menikmati pemandangan alam serta beberapa beraneka flora, salah satunya anggrek.
Air terjun ini mempunyai ketinggian lebih kurang 80 meter dan lebar sekitar 15 meter.
Lokasi ini merupakan salah satu habitat kambing hutan. Jika beruntung, wisatawan bisa menjumpai salah satu satwa endemik ini.
Rawa Bento merupakan rawa tertinggi yang ada di Sumatra yaitu pada ketinggian 1.375 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kawasan rawa dengan luas kurang lebih 1.000 hektare ini memiliki ekosistem rawa yang terdiri atas rumput rawa gambut, hutan rawa kerdil, serta danau rawa kecil.
Melansir dari, ksdae.menlhk.go.id, Rawa Bento juga merupakan salah satu tempat favorit bagi para pengamat burung.
Rawa Bento sendiri dapat dicapai dengan menggunakan perahu tradisional bermesin dari Desa Jernih Jaya dan Desa Pelompek. Namun, Jumlah perahu di Desa Jernih Jaya lebih banyak dengan kapasitas yang lebih besar.
Diperlukan kira-kira satu jam dari dermaga di Desa Jernih Jaya untuk dapat mencapai hambaran rumput bento di Rawa Bento. Lokasi ini cukup strategis untuk kegiatan berkemah dan melakukan pengamatan burung.
Sepanjang perjalanan menuju titik pemberhentian perahu terakhir, pengunjung dapat menikmati pemandangan Gunung Tujuh, Gunung Kerinci, hutan rawa kerdil dan Danau Bento.
Jika cuaca cerah, dari lokasi berkemah juga akan dapat dinikmati pemandangan hutan rawa kerdil dengan latar Gunung Kerinci yang sangat indah.
Madapi berasal dari singkatan mahoni, damar, dan pinus. Tiga jenis pohon tersebut masing-masing mengelompok membentuk tiga kelompok hutan sesuai jenisnya. Tiga kelompok ini yang kemudian disatukan menjadi Hutan Madapi.
Perjalanan menjelajahi Hutan Madapi biasanya diawali dari kawasan hutan damar, pinus, kemudian mahoni.
Terdapat beberapa pilihan jalur, di antaranya jalur pendek sepanjang sekitar satu km melewati hutan damar dan pinus, jalur sedang sepanjang sekitar tiga km melewati hutan damar dan pinus, dan jalur jauh sepanjang sekitar 10 km melalui hutan mahoni, damar serta pinus.
Selain kegiatan di atas, Hutan Madapi juga dapat digunakan untuk kegiatan olahraga, bersepeda, hiking, berpetualang yang menantang seperti untuk survival activity, dan berkunjung ke rumah pohon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.