Salah satunya ada 200 jenis alat musik dan menegaskan kembali bahwa Borobudur adalah sumber data artefaktual tertua yang paling banyak menggambarkan orkestrasi musik dengan beragam kompleksitasnya.
Adapun, penemuan 44 panel di Candi Borobudur menunjukkan aspek-aspek yang muncul dari musik. Musik bukan hanya dalam tataran spiritual dan religi, tetapi juga sebagai hiburan, sarana mencari nafkah, dan sebagai penyembuhan atau meditasi.
Purwa Caraka dari Yayasan Padma Sada Svargantara yang turut hadir dalam konferensi pers virtual tersebut juga menyampaikan bahwa selama 13 abad, Borobudur ada di tempatnya. Namun, tidak ada yang berusaha mengeksplorasi lebih dari sekadar batu mati.
Oleh karena itu, gagasan membunyikan alat musik yang ada di relief candi adalah keputusan yang cerdas dan orisinil, serta perlu ditindaklanjuti dengan baik oleh semua pihak.
Baca juga: Kunjungan di Zona 1 Candi Borobudur akan Dibatasi 1.200 Orang Per Hari
Menurut dia dengan ratusan gambar relief alat-alat musik, 40 relief panel lebih menunjukkan adanya aktivitas musik di tempat itu pada 13 abad lalu. Sejauh ini, alat musik itu pun belum ditemukan di tempat lain.
Menariknya, sebagian besar alat-alat musik itu pun tidak ditemukan lagi di Jawa Tengah. Alat musik itu sudah menyebar di 34 provinsi di Indonesia, bahkan ditemukan kemiripannya di 40 negara lain.
Ia juga menyampaikan bahwa bukti Borobudur sebagai pusat musik dunia sekaligus memberikan penguatan kajian-kajian ilmiah mengenai Borobudur di berbagai bidang keilmuan.
Nantinya, SOB akan menampilkan musisi dari dalam negeri dan musisi dari 10 negara Asia untuk berkolaborasi membunyikan alat-alat musik seperti yang terdapat pada relief Candi Borobudur.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa dalam kesempatan yang sama.
Akan ada pula seminar dengan para pakar untuk menggali kolaborasi bersama. Tak ketinggalan, ada pameran 10 UMKM di kawasan Borobudur untuk menawarkan keunikan, kekhasan, serta produk unggulan lokal.
Kegiatan konferensi internasional ini merupakan kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Yayasan Padma Sada Svargantara, dan media Harian Kompas.
Baca juga: 8 Aktivitas Wisata Menarik di Desa Wisata Karangrejo, Borobudur
Ia mengatakan, kegiatan Sound of Borobudur ini akan membantu pihaknya kembali mengatur strategi untuk mendatangkan kunjungan wisata, baik itu domestik maupun mancanegara dengan cara yang benar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.