“Saya memperoleh informasi dari Ditjen KSDAE KLHK yang menyampaikan bahwa bulan Agustus-September 2021, revisi akan selesai dan lebih cepat dari waktu yang diberikan oleh UNESCO dan ini akan diserahkan ke WHC, sehingga revisi tersebut dapat dikaji oleh IUCN dan WHC sebelum sidang WHC ke-45 tahun 2022 mendatang,” tutur Sandiaga.
Tetap fokus terhadap pariwisata berkualitas
Dalam dokumen tersebut, tepatnya di bagian analisis, WHC membahas adanya target pengunjung tahunan sebanyak 500.000 orang ke kawasan tersebut. Jumlah itu, menurut mereka, lebih banyak dua kali lipat dibanding jumlah pengunjung sebelum pandemi Covid-19.
Terkait hal itu, WHC mempertanyakan bagaimana model pariwisata tersebut sesuai dengan visi pemerintah Indonesia untuk bergeser dari pariwisata massal ke pendekatan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Resort Loh Buaya di TN Komodo Tutup hingga Juni 2021, Ada Apa?
Adapun, berdasarkan informasi yang dikirimkan pemerintah Indonesia untuk UNESCO pada 30 April 2020 dan 6 Mei 2020, pihak pemerintah tengah mengembangkan ITMP di Labuan Bajo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Mereka juga bergeser dari pariwisata massal ke pariwisata berkualitas.
Sandiaga menjelaskan, pihaknya tetap fokus menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan. Hal tersebut meliputi analisis permintaan dan penawaran terhadap perkembangan wilayah.
“Jadi pembicaraan mengenai target dari pengunjung, dan sebagainya, harus mengacu pada carrying capacity, alur perjalanan wisatawan, registrasi offline, dan sebagainya. ITMP ini didesain dengan teliti dan baik serta akan mempertimbangkan potensi market yang ada, bukan hanya dari segi jumlah tapi lebih kepada kualitas dan keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.
Baca juga: Wisata Super Premium Pulau Komodo untuk Pariwisata Berkelanjutan?
Selain itu, pihaknya akan memaksimalkan kekuatan budaya serta konten lokal yang otentik.
Ia menambahkan, masyarakat setempat di kawasan tersebut pun akan dilibatkan agar mereka dapat merasakan dampak ekonomi, sehingga kesejahteraan mereka dapat ditingkatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.