Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gantari: The Final Journey to Java, Gelaran Busana Batik di Candi Prambanan

Kompas.com - 05/10/2021, 11:31 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Lakon Indonesia menginisiasi event Gantari: The Final Journey to Java di Candi Prambanan untuk merayakan Hari Batik Nasional pada Sabtu (2/10/2021).

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, pagelaran busana yang akan diselenggarakan pada Sabtu (9/10/2021) ini akan menampilkan 125 koleksi pakaian batik siap pakai yang dapat digunakan seluruh kalangan usia.

Baca juga:

“Lakon keluarkan beragam produk pakaian dengan bahan batik dan bisa digunakan sebagai ready to wear dalam keseharian. Bukan hanya untuk acara resmi,” kata dia dalam Weekly Press Briefing, Senin (4/10/2021).

Gantari: The Final Journey to Java juga merupakan hasil dari kerja sama dengan Badan Otorita Borobudur (BOB).

Ilustrasi batik tulis Ilustrasi batik tulis

Langkah mengapresiasi batik dan perempuan Indonesia

Founder Lakon Indonesia Thresia Mareta mengatakan, pagelaran busana batik yang melibatkan 1.000 pelaku ekonomi kreatif ini juga langkah untuk mengapresiasi budaya Indonesia.

Tidak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, dia juga menambahkan bahwa acara tersebut merupakan penghormatan untuk para perempuan di Indonesia.

Baca juga:

“Kami sadar, perempuan adalah kunci dari pewarisan nilai luhur dan etika dalam peradaban manusia dari dulu, sekarang, dan masa yang akan datang,” ungkap Thresia.

Ia melanjutkan, Gantari akan diwarnai karya-karya yang halus sebagai penanda bahwa banyak mahakarya di dunia dihasilkan perempuan.

“Entah itu bersumber dari perempuan, terinspirasi dari perempuan, atau dihasilkan oleh perempuan,” sambung dia.

Candi Prambanan.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Candi Prambanan.

Kerja sama dengan para pelaku industri kreatif

Dalam penyelenggaraannya, Thresia menjelaskan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan banyak pelaku industri kreatif lokal.

Mereka juga menyediakan ruang bagi para seniman tradisional yang mengabdikan hidup untuk seni yang saat ini hampir tidak ada, tetapi masih eksis berkat mereka.

Baca juga:

“Di Gantari, kami memberi satu ruang waktu. Bukan hanya untuk penghormatan bagi para seniman tradisional, tapi juga untuk memperlihatkan kekayaan seni budaya ke kaum muda supaya mereka tahu,” ujarnya.

Dirinya melanjutkan, tujuan dari digelarnya acara ini adalah untuk menggerakkan industri ekonomi kreatif di daerah tempat mereka melangsungkan acara.

Keterlibatan pada pekerja industri tersebut mulai dari perajin, seniman, pembangunan area acara, pemusik, hingga model.

Ilustrasi batik Betawi.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi batik Betawi.

“Hampir semua pelaku dalam 17 sub-sektor industri ekonomi kreatif terlibat dalam acara ini. Mayoritas kami ajak yang ada di Jawa Tengah terutama,” ucap Thresia.

Dilaksanakan secara hybrid

Gantari: The Final Journey to Java dilakukan secara hybrid. Hanya 250 tamu yang hadir di Candi Prambanan.

Deputi Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya, turut hadir dalam Weekly Press Briefing, mengatakan bawa acara diselenggarakan secara terbatas guna menghindari klaster Candi Prambanan.

Baca juga:

“Kapasitas Candi Prambanan 10.000 orang, namun yang hadir 250. Kita menekankan protokol kesehatan mulai dari swab antigen, vaksin, jaga jarak, masker, dan penyiapan tempat cuci tangan serta hand sanitizer,” tutur Nia.

Gantari: The Final Journey to Java akan berlangsung selama 90 menit. Pagelaran ini dapat disaksikan secara online melalui kanal YouTube Kemenparekraf, Lakon Indonesia, dan Instagram Live @pesonaid_travel.

“Diharap ini akan mendorong pelestarian budaya, khususnya tekstil tradisional Indonesia. Sektor batik ini merupakan salah satu dari 17 sub-sektor di ekonomi kreatif yang berkontribusi banyak terhadap penyerapan lapangan kerja, dan ekspor,” pungkas Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com